Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Sampah yang Menjanjikan

Kompas.com - 28/08/2008, 07:40 WIB

SELAMA ini sampah menjadi masalah yang krusial dalam penanganannya. Menurut catatan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, setiap orang di Jakarta menghasilkan sampah rata-rata 2,9 liter per hari. Dengan penduduk sekitar 12 juta jiwa, termasuk para komuter, tiap hari mereka menimbun 26.945 meter kubik atau sekitar 6.000 tong sampah.

Siapa sangka, sampah yang begitu banyak bisa menjadi bisnis yang menguntungkan dan memiliki prospek bagus. Hidayat mengelola sampah dan menghasilkan kredit karbon sesuai dengan konsep clean development mechanism (CDM).

Dia memasok biomassa ke beberapa perusahaan. Semula Hidayat adalah pemasok bunga krisan di supermarket. Selain itu, sejak 1993, dia juga memproduksi mesin pencacah plastik atau pengepres sampah. Namun, sebagian besar mesin yang dijualnya ternyata hanya menjadi pajangan semata. Pembeli yang kebanyakan dari pemerintah daerah tidak mampu mengoptimalkan pengoperasiannya.

Dari sanalah akhirnya tercetus ide untuk menawarkan jasa pengelolaan sampah. Sebagai langkah awal, Hidayat menawarkan konsep waste management di lingkungan sekitar tempat tinggalnya di kawasan Jatimurni, Bekasi. Dia memasang tong sampah kosong di setiap jalan utama kampung.

Awalnya dia tidak memungut biaya sepeser pun. Namun, setelah sebulan berlalu, HIdayat memungut biaya retribusi. Untuk satu tong sampah, dia memungut biaya retribusi Rp 30.000. Satu tong sampah ini bisa dipakai bersama atau individual.

Dengan mobil pikap, pekerja Hidayat akan mengambil sampah yang ada di tong. Kalau ada yang tercecer mereka akan meninggalkan di tempat semula. "Saya ingin masyarakat menghitung banyak sampah yang mereka hasilkan setiap harinya," tutur Hidayat.

Selain menangani sampah di wilayah Jatimurni, Hidayat juga melayani waste management di perumahan kawasan Cinere, BSD City Serpong, Cibubur, Citeureup, dan Pasar Ciroyom, Bandung. Kini Hidayat malah kewalahan melayani permintaan dari pengembang perumahan yang terpincut dengan gayanya mengelola sampah.

Meskipun begitu, Hidayat enggan mengambil semua peluang. Pasalnya, volume sampah yang masuk tempat pengolahan harus seimbang dengan kapasitas mesin pengolah agar tak terjadi penimbunan. Setiap hari Hidayat mampu mengolah 7,5 ton sampah.

Dari Sampah Keluar Emas

Setelah sampah terkumpul, mobil pikap pengumpul sampah segera meluncur ke tempat pengolahan sampah. Di sana sampah dimasukkan dalam mesin sortasi. Sampah organik dijadikan kompos, sementara anorganik mengalami proses lebih panjang, yakni melewati mesin pencacah dan pencuci.

Hasilnya, sampah plastik yang kondisinya masih bagus dijual untuk didaur ulang oleh pihak lain, sedangkan sampah yang tidak bisa diapa-apakan lagi akan dipadatkan untuk dijadikan biomassa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com