Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Infrastruktur Terkait Inpres No 5 Tidak Akan Ditunda

Kompas.com - 05/09/2008, 14:57 WIB

JAKARTA, JUMAT - Pemerintah memastikan proyek-proyek infrastruktur yang terkait dengan Inpres Nomor 5 tahun 2008 tentang Fokus Pembangunan Ekonomi 2008-2009, tidak akan ditunda meskipun ada kenaikan biaya proyek.

"Yang kami minta itu, proyek-proyek yang terkait dengan Inpres 5 tahun 2008 tetap dijalankan sebagai prioritas," kata Deputi Menko Perekonomian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Bambang Susantono di Jakarta, Jumat (5/9).

Menurut dia, dengan adanya kenaikan biaya menyusul kenaikan harga-harga material untuk proyek dimaksud maka perlu dilakukan penajaman terhadap anggaran.
    
Ia mencontohkan proyek-proyek infrastruktur yang harus tetap dijalankan seperti di Inpres Nomor 5 tahun 2008 antara lain pembenahan jalan lintas Pantura Jawa. "Menjelang Lebaran ini, ruas Jakarta-Semarang harus mulus, kemudian Jakarta-Jambi harus tetap dijaga pengerjaannya," katanya.
    
Mengenai pelaksanaan sejumlah proyek jalan tol yang tertunda, Bambang mengatakan, proyek jalan tol berbeda dengan jalan biasa. "Kalau jalan tol agak berbeda, ada kerja sama pemerintah-swasta, jadi ada faktor swasta. Rencana ruas tol Solo-Kertosono kan ada unsur swasta juga. Jadi memang tidak sepenuhnya dikontrol pemerintah," katanya.
    
Menanggapi perkiraan infrastruktur akan jadi primadona investasi dalam empat tahun ke depan, Bambang mengatakan, hal itu terjadi karena kebutuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia masih banyak. "Artinya demand untuk pembangunan infrastruktur masih tinggi. Kita harus segera mempercepat pembangunan infrastruktur," katanya.
    
Ia menyebutkan, pemerintah tengah melakukan exercise untuk memungkinkan pola pembangunan infrastruktur di luar pola public private partnership (PPP). "Misalnya pola penjaminan pemerintah lebih dahulu masuk ke sebuah proyek, kemudian nanti pada saat operasi dan pemeliharaan baru dikonsesikan ke swasta," katanya.
    
Menurut dia, berdasar pengalaman selama ini, kalau pihak swasta dulu yang haru maju maka muncul kesan sangat lamban. "Kala kita dari awal dengan swasta mungkin banyak hal yang harus dilakukan sehingga terkesan lambat. Ini berbeda dibanding misalnya proyek listrik 10 ribu MW atau jembatan Suramadu, atau akses Tanjung Priok di mana pemerintah masuk dulu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com