Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jateng Aman dari Produk Susu China

Kompas.com - 25/09/2008, 17:38 WIB

SEMARANG, KAMIS - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Semarang menyatakan, untuk sementara ini Jawa Tengah aman dari produk makanan yang mengandung melamin termasuk susu bermelamin dari China.
     
Sampai saat ini susu yang beredar di pasaran di Jateng resmi dan terdaftar dalam BPOM adalah produk lokal yang aman dikonsumsi, kata Bambang Wahyu, M.Kes., pengamat gizi dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) di Semarang, Kamis.

Berdasarkan pengamatannya di beberapa pasar dan supermaket serta pasar swalayan lainnya di Semarang dan data dari BPOM Semarang, ia menjelaskan, makanan yang mengandung melamin, termasuk susu dari China yan mengandung melamin sangat berbahaya bagi kesehatan pengkonsumsinya, karena dapat merusak ginjal.

Dengan adanya kejadian di China, di mana susu berformalin beredar di pasaran dan kemudian dikonsumsi ternyata menyebabkan puluhan ribu bayi di negeri itu (China) menderita batu ginjal dan empat lainnya meninggal dunia.
     
Atas kejadian itu, katanya, pemerintah diharapkan untuk lebih ketat mengawasi masuknya produk-produk dari luar negeri terutama produk dari China.
     
Ia menambahkan, jangan sampai ada korban di negeri ini seperti yang terjadi di China. "Kita harus hati-hati sekali mengingat produk China selama ini dikenal lebih murah, sehingga sangat diminati masyarakat berekonomi lemah," katanya.
     
Pemerintah memang harus bisa bersikap tegas, dengan begitu penyebaran produk berbahaya bisa diatasi, katanya.

Bambang mengatakan, Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Semarang Maringan Silitonga telah mengimbau kepada masyarakat Jateng untuk tidak perlu khawatir dengan berita tentang susu beracun produk China. Karena susu formula yang ada di pasaran Jateng adalah produk lokal di bawah pengawasan BPOM.
     
Bambang meminta agar BPOM juga ikut berperan aktif dalam mencegah susu yang diduga mengandung zat melamin tidak sampai beredar di Indonesia.

Melamin adalah bahan kimia berbasis organik yang banyak ditemukan dalam bentuk kristal putih dalam nitrogen. Biasanya digunakan sebagai bahan campuran plastik dan pupuk.

Melamin tidak punya nilai nutrisi, tapi kaya nitrogen, sehingga bila dicampur dengan susu akan membuat kadar protein susu seolah lebih tinggi daripada aslinya. Ini akan sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh, katanya.

Sementara itu Susi, sorang ibu rumah tangga di Kota Semarang mengemukakan kekhawatirannya terhadap susu formula untuk bayi yang beredar di Indonesia.

Beberapa waktu lalu pernah mengemuka tentang susu formula produk lokal yang mengandung bakteri berbahaya. Ia mengatakan, sejak saat itu tidak lagi memberikan susu formula untuk bayinya dan diganti dengan air susu ibu (Asi) ekslusif.
     
Atas dasar itu, katanya, BPOM harus memiliki kewaspadaan tinggi terhadap produk-produk susu yang beredar di Indonesia. Tak hanya itu, semua produk juga harus diawasi lebih ketat untuk antisipasi dini.

Selain produk yang mengandung susu, ada juga produk lain yang diduga mengandung melamin, yaitu mainan anak-anak yang berasal dari China juga terindikasi mengandung melamin.

Menurut Agung, seorang penjual mainan di pusat perbelanjaan di kawasan Simpang Lima Semarang, banyak mainan dari China yang beredar di Kota Semarang. Namun, seiring merebaknya berita tentang produk China yang mengandung melamin, membuat pedagang tidak berani lagi menjual mainan tersebut.
     
Ia menambahkan, mainan dari China pada umunya memang terbuat dari plastik, namun pihaknya tidak mengetahui apakah produk itu mengandung melamin atau tidak. Akan tetapi, demi alasan keamanan tidak lagi menjual produk tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com