Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengubah Limbah Peti Kemas Menjadi Emas

Kompas.com - 14/10/2008, 08:07 WIB

MENJADI ibu rumah tangga tak melulu harus menghabiskan seluruh waktunya di dapur. Sambil mengurus suami dan dua anaknya, Ummu Masmu'ah pemilik PT Haula Sejahtera menjalankan bisnisnya memproduksi mainan edukasi yang mampu menghasilkan miliaran rupiah.

Sejatinya, dulu Ummu sempat mengajar mata pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata di Jakarta Utara. Namun, konsekuensinya dia harus tinggal berjauhan dengan suaminya, Sholahudin Fuadi yang bekerja di pabrik tekstil di Ciracas, Jakarta Timur. Sedangkan Ummu sendiri tinggal di rumah orang tuanya di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. "Saya stres, akhirnya saya putuskan berhenti mengajar," kata Ummu.

Pilihan memproduksi mainan bertema edukasi dia jalani setelah berhenti berkarier. Semula, Ummu merasat kesulitan memperoleh mainan bermuatan edukatif di pasar untuk anaknya. Kalaupun ada, harganya selangit karena harus didatangkan dari luar negeri. "Mainan yang ada dipasar tidak ada memberikan tantangan lebih untuk anak saya," kata Ummu.

Karena itu, tahun 1998 Ummu berinisiatif membuka usaha pembuatan mainan edukasi. Ummu merintis usaha ini dengan modal Rp 400 ribu yang digunakannya untuk membeli peralatan, bahan baku, dan menjalin kerjasama dengan perajin kayu di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Dia membagi produknya menjadi dua, yakni kayu dan non kayu.

Divisi non kayu memproduksi boneka dan buku. Sedangkan untuk divisi kayu, dia memanfaatkan kayu limbah peti kemas untuk dijadikan mainan. Kini, usaha bermodal Rp 400 ribu ini telah menjelma menjadi bisnis miliaran rupiah. Ummu mendapatkan limbah peti kemas di dekat tempat tinggal orang tuanya, di kawasan Tanjung Priok. "Prinsip saya adalah selama pelabuhan masih buka, Haula Toys tidak akan kekurangan bahan baku kayu," kata Ummu.

Pemanfaatan kayu peti kemas memang menguntungkan karena bisa memangkas biaya bahan baku sekitar 30-50 persen dibandingkan jika menggunakan kayu baru dari pemasok. Kayu limbah ini akan dibuat menjadi mainan berbentuk puzzle, mobil, kereta api, sempoa, bongkar pasang, hingga alat bantu ajar untuk lembaga pendidikan.

Untuk menjaga produknya, Ummu hanya menggunakan cat berbahan nontoxic dan memakai bahan kayu jenis MDF yang tidak memiliki serat.Selain produk dari kayu, Haula Toys juga dikenal sebagai produsen berbaju muslim dan boneka peraga dengan kelamin, pesanan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).

Selain itu, Ummu juga menerima pesanan secara khusus (customized) dari konsumen individual dan lembaga pendidikan. Kini, Ummu memiliki 30 karyawan dengan omzet rata-rata lebih dari Rp 150 juta per bulan. Sepanjang tahun 2007 lalu, Ummu mampu mengantongi penghasilan perusahaan hingga Rp 2 miliar.

Saat ini, aktivitas Ummu tak hanya membuat mainan. Bersama suaminya, dia juga aktif menjadi pembicara dan trainer di sejumlah pelatihan kewirausahaan.

=======================================

PT Haula Sejahtera
Rukun Permata Jatinegara,
Jl.Bekasi Timur IX No.17/5, Rawa Bunga Jakarta Timur,
021-/85913302

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com