Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu Tangani Sengketa Merpati-Xian

Kompas.com - 16/03/2009, 20:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sofyan Djalil menegaskan, Menteri Keuangan Sri Mulyani bakal turun tangan menyelesaikan permasalahan PT Merpati Nusantara dengan produsen pesawat asal China, Xian Aircraft Industry Company Ltd, terkait kasus pembelian 15 pesawat jenis MA 60.

"Ibu Ani (Sri Mulyani) mau membicarakan dalam konteks lebih luas," kata Sofyan Djalil di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (16/3).

Menurut Sofyan, pembicaraan lebih luas ini bukan berarti pemerintah akan menalangi pembelian pesawat oleh Merpati.

"Oh, belum-belum.... Belum sampai ke situ," jawab Sofyan ketika ditanya perihal dana talangan untuk pembelian pesawat milik Xian untuk Merpati.

Sofyan mengatakan, kesepakatan bersama yang berbuntut pada penandatanganan kedua belah pihak mesti dikaji kembali antara Merpati dan Xian. "Kita minta merpati bicara dulu secara business to business (B to B) karena sekarang tidak bisa dimasukkan (dalam anggaran)," ungkapnya.

Mantan Menkominfo ini menambahkan, kemungkinan yang akan dibicarakan secara B to B ini adalah  soal finishing out-nya dan fase delivery. "Intinya, kita akan membicarakan dengan Pemerintah China. Kita akan menyelesaikan itu dengan cara yang dapat kita terima, dan dapat menyelesaikan masalah," urainya.

Dirut PT Merpati Nusantara Bambang Bhakti seusai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (27/2) petang lalu, mengakui, Merpati mempunyai masalah pendanaan dengan pihak produsen pesawat China.

Sebabnya, dari 15 pesawat yang dipesan Merpati, menurut PT Perusahaan Pengelola Aset yang tengah merestrukturisasi Merpati, hanya mampu membeli 8 unit. Ketidakberdayaan Merpati membuat berang Xian dan Pemerintah China.

Atas masalah ini, Pemerintah China diam-diam mengancam akan membatalkan pendanaan perbankan untuk penyelesaian pembangunan proyek listrik 10.000 MW.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com