Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI dan Perbankan Bahas Penggunaan Renminbi

Kompas.com - 27/03/2009, 11:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dana dari China akan segera membanjiri perbankan dalam negeri. Bank Indonesia (BI) dan sepuluh bank besar nasional hari ini akan membahas penggunaan renminbi hasil kesepakatan Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) antara BI dan bank sentral China itu.

Direktur Internasional dan Treasuri PT Bank BNI Tbk Bien Subiantoro menjelaskan, BI mengajak para bankir mendiskusikan pemanfaatan BCSA secara lebih detail, termasuk prosedur, mekanisme, biaya atau fee. "Bagaimana swap ini diterapkan secara konkret baru jelas hari ini," ujar Bien, Kamis (26/3).

Bien mengakui, BNI berniat memanfaatkan fasilitas swap renminbi-rupiah. "Swap merupakan kesempatan bagi perbankan untuk mendapatkan likuiditas valuta asing," ujarnya. Jika bisa mengakses fasilitas tersebut, tutur Bien, BNI bisa memperbesar keran pembiayaan untuk pengusaha yang berorientasi ekspor.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga tak mau kalah langkah dalam memanfaatkan swap. "Kami siap menjadi salah satu bank yang mengelola fasilitas swap," ucap Direktur Bisnis BRI Sudaryanto Sudargo. Debitur BRI yang bergerak di sektor infrastruktur tentu membutuhkan pembiayaan dalam renminbi. "Kami bisa menyalurkan untuk membiayai berbagai proyek pembangkit listrik dan proyek pembangunan jalan tol," ujarnya.

Nilai memadai

Dalam pertemuan hari ini, BI juga akan mengungkap mekanisme penggunaan dan pricing fee atau biaya pemanfaatan swap. "Menurut saya, basic fee secara umum adalah selisih antara bunga mata uang rupiah dan suku bunga mata uang yang di-swap, dalam hal ini adalah renminbi," kata Bien.

Bien memperkirakan, BI tidak akan memasang pricing fee yang lebih rendah daripada pasar. "Yang penting harganya jangan terlalu mahal," imbuh Bien.
Selain masalah harga yang wajar, Bien juga berharap prosedur menggunakan swap dari China tak terlalu rumit. "Mudah-mudahan syaratnya sederhana dan mudah," katanya.

Jika syarat penggunaan tak pelik dan harga swap tak mahal, Bien yakin banyak pengusaha akan berminat memanfaatkan renminbi dari bank sentral China.

Kepala Tresuri PT Bank Mandiri Tbk Sugiharto juga memprediksi, para pebisnis lokal bakal antusias menggunakan fasilitas swap. "Tingginya kebutuhan renminbi bisa dilihat dari neraca perdagangan Indonesia-China yang defisit," kata Sugiharto.

Kalangan pebisnis sempat meminta BI menjaga stabilitas rupiah-renminbi. Mereka cemas, jika seluruh pengusaha lokal menggunakan renminbi saat mengimpor dari China, kurs rupiah terhadap RMB justru merosot.

Sugiharto menilai kekhawatiran semacam itu tak berdasar. "Nilai swap sebesar RMB 100 miliar sudah cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan saat ini," ujarnya. (Andri Indradie, Ade Jun Firdaus, Dian Pitaloka Saraswati/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Instrumen Kebijakan Fiskal yang Sering Digunakan di Indonesia

7 Instrumen Kebijakan Fiskal yang Sering Digunakan di Indonesia

Whats New
Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Whats New
CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

Whats New
Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com