Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meraih Peluang dengan Ubi Ungu

Kompas.com - 04/04/2009, 10:42 WIB
KOMPAS.com — Sekali waktu datanglah ke pusat makan ubi jalar Sweet Purple di kawasan Bintaro Sektor I, Jakarta. Nikmati aneka hidangan yang dibuat dari ubi ungu, mulai dari es krim, jus, hingga ice burger. Di Sweet Purple, ubi ungu diolah dengan berbagai kreativitas menjadi kuliner yang berkelas.

Di tangan Adi Kharisma (50), pemilik Sweet Purple, ubi ungu menjadi obyek kreativitasnya.

”Bila usaha kita mau maju, buatlah sedikit berbeda dengan lainnya,” kata Adi memaknai kreativitasnya mengolah produk makanan berbahan baku ubi.

Bagi Adi, kreativitas untuk menghasilkan sebuah produk pangan sangat menentukan maju tidaknya sebuah usaha. Karena alasan itu pula, Adi tidak pernah berhenti menciptakan berbagai produk pangan, yang semula dicitrakan kampungan menjadi makanan berkelas.

Karena ubi ungu pula Adi mantap meninggalkan usahanya sebagai distributor makanan dan minuman di Bali. Begitu pula dengan gelar akademis yang dia peroleh dari San Francisco State University, Amerika Serikat, dia kesampingkan. Adi lebih tertarik menekuni usaha ubi ungu.

Usaha berbasis ubi ungu tidak dibangun Adi karena latah atau meniru orang lain. Adi mengutamakan orisinalitas gagasan untuk menghasilkan produk yang memiliki tempat tersendiri di hati konsumen.

Omzet usaha dari mengolah ubi ungu itu, menurut Adi, relatif lumayan. Setidaknya, membuat Adi berani meninggalkan usaha lamanya yang telah mapan.

Adi mengusahakan produk makanan dan minuman berbahan dasar ubi ungu dari lahan satu hektar miliknya di Bali.

Konsep penjualan melalui sistem waralaba yang dikembangkannya pun kini mulai banyak peminat. Bahkan, dalam waktu dekat dia berencana membuka satu gerai lagi di Jakarta. Kegigihan Adi menciptakan aneka makanan berbahan baku ubi ungu berawal dari kisah tragis keluarganya. Tujuh anggota keluarga dekat Adi meninggal karena penyakit kanker secara berturut-turut selama tujuh tahun sejak tahun 1995.

Adi tertantang mencari informasi sebanyak-banyaknya, terutama terkait penyakit kanker dan pencegahannya. ”Koleksi buku saya sekitar 100, semua bicara tentang kanker dan bagaimana mencegahnya,” ujarnya.

Dari pencarian yang amat panjang dan melelahkan, Adi akhirnya menyimpulkan, penyakit kanker lebih banyak disebabkan oleh faktor konsumsi makanan dan lingkungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com