JAKARTA, KOMPAS.com — Japan Airlines (JAL), perusahaan penerbangan terbesar Asia, berupaya mencari pinjaman darurat dari pemerintah sebesar dua miliar dollar AS guna menopang dananya di tengah pelemahan ekonomi global, demikian sebuah laporan menyebutkan, Selasa (21/4).
JAL berharap menjamin 200 miliar yen (dua miliar dollar AS) pinjaman dengan suku bunga rendah dari Bank Pembangunan Jepang yang didukung pemerintah, demikian radio NHK dan surat kabar Asahi melaporkan tanpa menyebutkan identitas sumber mereka.
Perusahaan penerbangan itu, di mana diperkirakan akan melaporkan kerugian bersih 34 miliar yen untuk setahun terakhir hingga Maret dikarenakan melemahnya permintaan, menjadikan pertimbangan untuk mengajukan pinjaman publik, tetapi belum memperoleh hasilnya. Demikian seorang juru bicara perusahaan itu mengatakan.
Menurut NHK, JAL mempertimbangkan kemungkinan tidak dapat menjamin dana-dana tersebut secepatnya untuk membeli pesawat baru dan menyelamatkan obligasinya jika jumlah penumpang terus menurun.
"Perusahaan itu mungkin perlu mengambil berbagai langkah pengurangan biaya dalam upaya mengurangi pengeluaran yang harus dilakukan," katanya.
JAL juga telah melakukan pengurangan ribuan karyawan dan menutup jalur-jalur yang tidak menguntungkan dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu merupakan upaya meraih kembali keuntungan perusahaan penerbangan tersebut.