Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Terbitkan "Blueprint" Pengelolaan Energi Nasional

Kompas.com - 11/05/2009, 09:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah menerbitkan "Blueprint" Pengelolaan Energi Nasional 2010-2025 yang akan menjadi dasar penyusunan pola pengembangan dan pemanfaatan energi secara nasional hingga 2025.

"Blueprint" yang disusun dalam sebuah buku oleh Departemen ESDM dan diperoleh wartawan di Jakarta, Senin, menyebutkan, pengelolaan energi nasional didasari UUD 1945 Pasal 33 dengan visi berupa terjaminnya energi dengan harga wajar.

Penyusunan blueprint merupakan tindak lanjut Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional yang mengamanatkan Menteri ESDM menetapkan cetak biru tersebut.

Sesuai blueprint, sasaran pengelolaan energi yang ingin dicapai hingga tahun 2025 antara lain konsumsi energi primer per kapita minimal 10,6 standar barrel minyak (SBM) dan rasio elektrifikasi 93 persen.

Selanjutnya, terjaminnya keamanan pasokan energi berupa terwujudnya elastisitas energi yang lebih kecil dari satu dan tercapainya bauran energi primer yang optimal pada 2025.

Target bauran energi pada 2025 tersebut adalah minyak bumi 20,2 persen, gas bumi 21,1 persen, gas metana batu bara 3,3 persen, batu bara 34,4 persen, batu bara cair 3,1 persen, panas bumi 6,3 persen, bahan bakar nabati (BBN) 10,2 persen, dan energi baru dan terbarukan yakni air, surya, bayu, dan biomassa 1,4 persen.

Sasaran pengelolaan energi lainnya adalah terpenuhi pasokan energi fosil dalam negeri dengan mengurangi ekspor secara bertahap dan struktur harga energi yang sesuai keekonomiannya.

Sedang di sisi infrastruktur energi, sasaran yang ingin dicapai antara lain tersedianya jaringan pipa BBM di Jawa dan jaringan pipa gas ruas Natuna-Kalimantan-Jawa, Jawa Barat-Jawa Timur, dan Sumatera-Jawa yang sekaligus menjadi embrio pipanisasi gas di kawasan ASEAN.

Dalam blueprint juga disebutkan, hingga 2025, target penambahan kapasitas kilang minyak adalah 1,343 juta barrel per hari, kilang batubara cair 300.000  barrel per hari, produksi gas metana batu bara (coal bed methane/CBM) 3,24 triliun kaki kubik (TCF), dan kapasitas regasifikasi gas alam cair (LNG) enam miliar kaki kubik per hari.

Selanjutnya, target penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) 12,6 gigawatt (GW), pabrik biodiesel 639.000 barrel per hari, pabrik bioetanol 415.000 barel per hari, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 156,76 megawatt (MW), dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dua GW.

Kemudian, kapasitas pembangkit listrik pump storage ditargetkan bertambah 3 GW, pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) 0,43 GW, pembangkit listrk tenaga uap biomassa/sampah 0,08 GW, pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) 0,1 GW, tambahan kapasitas pipa gas 10,05 miliar kaki kubik per hari, dan jaringan transmisi listrik bawah laut Sumatera-Jawa sebesar enam GW.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com