Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Persen Koperasi Mati Suri

Kompas.com - 10/07/2009, 18:10 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 30 persen dari 2.190 unit koperasi yang ada di wilayah DI Yogyakarta tidak beroperasi dengan lancar. Kesulitan mengakses modal di luar simpanan pokok dan simpanan wajib anggota menjadi dalam satu kendala dalam pengembangan koperasi.

Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi (Disperindag kop) DIY F Koesdarto, Jumat (10/7) mengatakan, dalam sejumlah pertemuan dengan perwakilan koperasi, mereka kerap mengeluhkan kesulitan mengakses modal. Untuk mengambil kredit dari bank, selain syarat pengaj uan kreditnya yang relatif ketat, bunganya juga terlalu tinggi bagi koperasi. Penurunan bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate ternyata belum berpengaruh pada bunga kredit, katanya.

Menurut dia, sumber modal koperasi bisa berasal dari anggota, kredit b ank maupun dana hibah. Biasanya modal dari anggota saja tidak cukup untuk mengembangkan koperasi. Karena itu, mereka memerlukan suntikan dana dari sumber lain. Sayangnya selain kredit bank yang sulit diakses, sumber dana hibah maupun dana bergulir semakin menurun.

Sejak tahun 2008, lanjut Koesdarto, dana bergulir dari pemerintah pusat untuk koperasi yang dikucurkan melalui dinas terus menurun. Bahkan pada tahun 2009, dana bergulir untuk koperasi sama sekali nihil. Di sisi lain, kemampuan dana dari pemerintah daerah sangat terbatas. Untuk mendukung ribuan koperasi itu, anggaran khusus dari APBD Provinsi DIY untuk koperasi pada tahun 2009 hanya mencapai sekitar Rp 507 juta.

Secara terpisah, Ketua Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) DIY Mursida Rambe menuturkan bahwa syarat mendapat dana bergulir bagi koperasi semakin ketat. Sejak ditangani oleh Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (LPDB) yang berada di bawah Kementrian Keuangan pada tahun 2008, belum satupun baitul mal wat tamwil atau BMT di DIY yang mendapat dana. Melalui Puskopsyah DIY kami mengajukan dana Rp 10 miliar sejak empat bulan lalu. Syarat audit sudah lengkap, namun sampai sekarang dana tersebut belum terealisasi, ujarnya.

Mursida mengatakan, keberadaan dana stimulan sangat berarti bagi koperasi. Jika hanya mengandalkan simpanan wajib dan simpanan pokok, kebutuhan modal anggota tidak akan tercukupi. Kebutuhan modal anggota lebih tinggi dibanding simpanan wajib dan simpanan pokok. Dana stimulan berupa dana bergulir ya ng tanpa jaminan, jangkanya panjang dan marginnya kecil merupakan dewa penolong bagi koperasi dan anggotanya, katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com