Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol Trans Jawa Membelah Hutan

Kompas.com - 31/08/2009, 15:50 WIB

MADIUN, KOMPAS - Desain jalan tol Trans Jawa yang akan melintas di areal hutan di Kesatuan Pemangkuan Hutan Saradan, Kabupaten Madiun, terlampau banyak menghabiskan areal hutan. Selain itu, jika desain ditindaklanjuti, jalan tol nantinya akan menyulitkan pengelolaan hutan.

Menurut Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Saradan Sumardi, desain pembangunan jalan tol itu akan menghabiskan 79 hektar hutan dari total areal hutan di KPH Saradan seluas 38.000 hektar. Hutan ini berada di lima resor pemangkuan hutan (RPH), yaitu RPH Petung, Klumutan, Tulung, Sugihwaras, dan Pepe.

Dari kajian teknis yang dilakukan KPH Saradan, desain pembangunan jalan tol itu tidak hanya menghabiskan terlampau banyak areal hutan yang berimbas pada besarnya biaya yang dibutuhkan, tetapi juga bakal membuat areal hutan terpecah-pecah lokasinya. Kondisi ini akan mempersulit pengelolaan hutan.

"Hutan akan dipecah oleh keberadaan jalan tol, kemudian dipecah lagi oleh jalur kereta api dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) yang sudah ada di KPH Saradan," kata Sumardi, Minggu (30/8) di Madiun.

Sebagai solusi pengganti dari desain ini, KPH Saradan mengusulkan jalan tol dibangun di samping SUTT yang sudah ada di KPH Saradan. Dengan desain ini, areal hutan yang akan digunakan untuk jalan tol hanya sekitar 40 hektar. "Jadi selain biayanya lebih murah, jaraknya juga lebih pendek dan tidak mempersulit pengelolaan hutan," ujarnya.

Hasil kajian teknis KPH Saradan berikut solusi pengganti dari desain yang sudah ada itu rencananya akan dikirim ke Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Kehutanan.

"Disetujui atau tidak kajian teknis KPH Saradan ini, kami terserah pemerintah pusat. Apa pun kebijakan pemerintah pusat, kami ikut saja. Kami tidak punya kewenangan untuk menolak pembangunan jalan tol tersebut," tuturnya.

Wakil Ketua Tim Sembilan (tim pembebasan lahan untuk jalan tol Trans Jawa) di Kabupaten Madiun yang juga Asisten I Pemerintah Kabupaten Madiun Darsono mengungkapkan bahwa saat ini pembahasan pembangunan jalan tol Trans Jawa masih di wilayah Kabupaten Jombang. "Di Madiun belum ada pembahasan terkait pembangunan jalan tol itu," ujarnya.

Namun, jika nanti pembahasan pembangunan jalan tol di wilayah Kabupaten Madiun sudah dimulai, Darsono berjanji akan membahas keberatan KPH Saradan itu dengan tim dari pemerintah pusat yang bertanggung jawab dalam pembangunan jalan tol Trans Jawa.

"Semua masukan, termasuk keberatan-keberatan, tentu akan dibahas bersama nantinya," kata Darsono yang menyatakan belum mengetahui perihal keberatan dari KPH Saradan mengenai desain jalan tol yang melintas di hutan KPH Saradan. (APA)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com