Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiriman TKI Rp 1 Miliar Per Hari

Kompas.com - 03/09/2009, 15:59 WIB

Madiun, Kompas - Menjelang Lebaran, kiriman uang tenaga kerja Indonesia asal Kota Madiun dan Kabupaten Madiun dari luar negeri melalui jasa Western Union PT Pos Indonesia mencapai Rp 1 miliar per hari. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari hari biasanya.

Menurut Manajer Pelayanan Kantor Pos Madiun Agus Wahyu Hidayat, peningkatan kiriman uang dari TKI ini terlihat sejak pekan lalu. Sebelumnya kiriman dari TKI di luar negeri hanya berkisar Rp 500 juta sampai Rp 600 juta per hari, tetapi pekan lalu uang kiriman mencapai Rp 1 miliar.

Para TKI ini berada di Singapura, Taiwan, Hongkong, Korea Selatan, Malaysia, dan Arab Saudi. Mayoritas uang itu dikirimkan langsung ke empat kan-tor pos di empat kecamatan di Kabupaten Madiun, yaitu Dolopo, Kebonsari, Dagangan, dan Geger, yang banyak warga-nya bekerja sebagai TKI di luar negeri.

"Keluarga TKI itu bisa langsung mengambil di kantor pos cabang. Mereka tidak perlu ke kantor pos utama di Kota Madiun," ujar Agus.

Dia memperkirakan jumlah uang yang dikirimkan TKI lebih meningkat 10 hari sebelum Lebaran. Hal ini sama seperti yang terjadi menjelang Lebaran tahun lalu. "Nantinya kami memperkirakan bisa mencapai Rp 2 miliar per hari," kata Agus.

Berdasarkan catatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Madiun, tercatat sekitar 6.000 TKI di luar negeri berasal Madiun.

Kepala Bidang Penempatan, Latihan, dan Produktivitas Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigran Kabupaten Madiun Suhartanto mengatakan, pengiriman uang dari luar negeri kepada keluarga di dalam negeri melalui bank ataupun kantor pos lebih baik ketimbang TKI harus membawanya sendiri. "Dengan demikian, TKI tidak perlu khawatir akan dirampok ataupun dicuri di sepanjang perjalanan," tuturnya.

Pemerintah, menurut dia, berencana melaksanakan pelatihan wirausaha bagi para TKI yang sudah pulang dari luar negeri. Pelatihan dimaksudkan agar uang yang mereka bawa dari luar negeri bisa dipakai untuk membuat usaha sesuai dengan kemampuan mereka. "Jadi, setelah kembali dari luar negeri, mereka tidak menganggur. Masih ada usaha untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari," katanya. (APA)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com