Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Luwak Indonesia Favorit di Jerman

Kompas.com - 08/10/2009, 03:17 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Aroma kopi semerbak di ruangan Cafe Die Rosterei, Monckebergstr, menyambut tamu di acara "Indonesian Coffee Day" yang diadakan KJRI Hamburg dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), di kawasan perbelanjaan utama kota Hamburg.
    
Acara  tersebut digelar dalam rangka memperingati HUT RI ke-64 dan menyambut Hari Kopi ke-4 "Tag des Kaffees" Jerman  diperingati setiap tahun, demikian keterangan pers KJRI Hamburg yang diterima Antara London, Rabu (7/10).
    
Alunan musik gamelan menyambut sekitar 80 undangan di antaranya Dean Consular Corps Zarko Plevnik Konsul Jenderal Kroasia,  pejabat Protokol Senat Hamburg Wiebke Haubold, Kamar Dagang, Asosiasi Pengusaha Asia Pasific Gero Winkler, Direktur Asosiasi Kopi Jerman Holger Preibisch serta Importir Kopi dan pengurus DIG serta media masa setempat.
    
Konsul Jenderal RI di Hamburg Teuku Darmawan menyampaikan terima kasih atas kedatangan undangan dalam acara "Indonesian Coffee Day" yang dimaksudkan  untuk mempromosikan kopi Indonesia di Jerman.
    
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan perkembangan  mengenai  korban musibah gempa bumi di Sumatera Barat dan menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Jerman yang memberikan bantuan sebesar tiga juta dolar AS.
    
Pasar Jerman merupakan pasar yang sangat penting untuk Indonesia. Kopi Indonesia disukai di Jerman, karena mempunyai kekhasan cita rasa tersendiri dibandingkan dengan  kopi-kopi  dari negara lain, ujarnya.
    
Hubungan Indonesia dan Jerman  sangat erat dan kerja sama kedua negara dapat ditingkatkan di segala bidang, antara lain bidang ekonomi, investasi, lingkungan hidup serta perubahan iklim.
    
Sementara itu pengusaha ekspor kopi, Dermawan Nur, menjelaskan  mengenai kopi Indonesia kepada hadirin serta informasi tentang peluang kerjasama khususnya di bidang kopi organik.
    
Banyak perusahaan kecil menengah Indonesia yang memerlukan partner untuk dapat memenuhi standard ekspor agar memiliki sertifikat  sebagai produser kopi organik, ujarnya. 
    
Dikatakannya spesifikasi kopi Indonesia dapat  dilihat  dari warna kopi serta aromanya dan cita rasa masing-masing jenis kopi melalui berbagai kopi seduh untuk dicicipi. 
    
Setiap undangan mendapat kesempatan mencicipi kopi Gayo dari Aceh, kopi Papua, kopi Flores, kopi Toraja Sulawesi serta kopi Luwak Sumatera.  Acara "coffee tasting" tersebut mendapat sambutan yang positif. Sebagian besar menyukai kopi luwak, karena rasa dan aromanya berbeda dengan  kopi lainnya.
    
KJRI Hamburg juga menampilkan seni budaya Indonesia berupa tari tarian, seperti tari Belibis dari pulau Bali dan gamelan serta lagu-lagu tradisional Indonesia.
    
Dalam kesempatan tersebut juga diputar film tentang pariwisata  Indonesia, serta dibagikan brosur dan leaflet tentang obyek wisata di Indonesia.
    
Acara tersebut mendapat apresiasi dalam memperkenalkan keunikan kopi Indonesia dan diharapkan impor kopi Indonesia di Jerman akan meningkat  pada masa depan.
    
Impor kopi Jerman rata-rata di atas 1 juta ton per tahun dan merupakan pasar terbesar di seluruh Eropa dan pasar Jerman merupakan pasar yang sangat penting bagi kopi Indonesia.
    
Impor kopi dari Indonesia ke Jerman  tercatat 146 juta euro pada tahun 2008 dan dalam tiga tahun terakhir impor kopi Indonesia menunjukkan posisi ke lima sebagai pemasok kopi untuk pasar Jerman.                                            

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com