Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memelihara Luwak untuk Hasilkan Kopi Enak

Kompas.com - 30/10/2009, 09:23 WIB

KOMPAS.com - Pawang Luwak mungkin sebuah pekerjaan yang tak terbayangkan oleh kebanyakan dari kita. Namun pekerjaan ini muncul karena adanya pasar kopi yang prima. Pawang Luwak ini yang bertugas menangkap sekaligus memelihara Luwak, hewan yang memakan buah kopi terbaik.

Luwak kerap disandingkan dengan kopi. Ya, binatang ini memang dikenal karena kesukaannya mengonsumsi buah kopi. Kegemaran ini menyebabkan Luwak berperan sebagai pengolah biji kopi alamiah di dunia.

Buah kopi yang ditelan Luwak akan mengalami proses fermentasi selama berada di perut hewan tersebut. Setelah dicerna sang Luwak, buah kopi itu berubah menjadi biji yang dikeluarkan bersama kotoran sang hewan.

Jangan cemas kalau biji kopi itu tercemar kotoran Luwak. Biji kopi yang dikeluarkan Luwak ini masih berbentuk utuh. Tentu saja, sebelum diproses menjadi bubuk, bpi kopi akan dibersihkan dulu.

Dalam proses pencernaan Luwak inilah, akan diperoleh biji kopi dengan rasa spesial. Adanya proses inilah yang mengakibatkan harga biji kopi Luwak sangat tinggi.

Minum susu

Selama ini, bpi kopi Luwak hanya diperoleh secara tradisional. Pasalnya, Luwak pemakan kopi merupakan binatang liar yang hidup di alam bebas. Alhasil, pemungut kopi Luwak hanya mengumpulkan kotoran Luwak yang berserakan di perkebunan kopi.

Namun, sejak tahun 2006, PTPN XII berupaya memelihara Luwak demi menghasilkan biji kopi Luwak. Nah, untuk menangkarkan luwak-luwak liar ini, PTPN mengerahkan tenaga Pawang Luwak.

Tak mudah menangkap dan merawat Luwak yang pada dasarnya merupakan binatang liar. Itu sebabnya, menjadi Pawang Luwak bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah.

Apalagi, selama ini tak ada buku-buku referensi tentang perhwatan Luwak. Tak heran, Pawang Luwak banyak belajar dari pengalamannya sendiri. Salah satu modal utama yang harus dimiliki Pawang Luwak adalah menguasai seluk beluk tentang Luwak. "Luwak itu rentan mati," kata Wuryanto, seorang Pawang Luwak dari PTPN XII.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com