Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembobol ATM di Bali Satu Sindikat dengan Jakarta

Kompas.com - 21/01/2010, 08:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus pembobolan sejumlah ATM di Bali beberapa hari terakhir diyakini sebagai kejahatan dengan modus skimming. Hal tersebut dikatakan pakar forensik teknologi informasi, Ruby Z Alamsyah, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/1/2010).

"Kejahatan ini murni skimming karena saya sudah menangani kasus yang sama sejak Oktober 2009," kata Ruby.

Dia mengatakan, saat itu dia membantu tim penyidik Polda Metro Jaya untuk menangkap sindikat sejenis di Jakarta. Ruby memperkirakan pelaku di Bali masih satu sindikat dengan pelaku di Jakarta. Pencurian ATM sendiri marak terjadi di Jakarta sejak dua tahun lalu.

"Oktober 2009 sudah ditangkap tujuh pelaku lokal. Tapi mereka operasional saja karena sebenarnya otaknya dua orang Rusia," kata Ruby.

Saat ini, lanjutnya, kepolisian tengah memburu dua orang tersebut dan sudah mengetahui keberadaannya. Namun, mereka belum bisa ditangkap karena terhambat perjanjian ekstradisi dengan negara tempat persembunyian gembong skimming ATM itu.

"Kami sudah diskusi dengan tim Mabes Polri dan Polda (Metro Jaya), kami pastikan data Oktober sama persis," ujar Ruby.

Karena itu, dia menduga pelaku di Bali masih satu bagian dengan sindikat Jakarta. Ruby juga curiga pelaku di Bali sengaja menguras sejumlah tabungan korban sampai habis karena akan langsung melarikan diri ke luar negeri.

"Biasanya, pelaku hanya mengambil sedikit agar tidak disadari korban atau bahkan mungkin dengan rasio tertentu. Misalnya, untuk tabungan berisi Rp 100 juta, diambilnya maksimal Rp 10 juta. Kalau tabungannya Rp 10 juta, diambilnya Rp 500.000," ungkap Ruby.

Penjelasan Ruby itu juga berarti kemungkinan masih ada banyak kartu ATM palsu hasil penggandaan yang saat ini beredar. Bukan tidak mungkin pelaku masih bebas beraksi dengan pengambilan nilai uang yang tidak disadari korban. Hati-hatilah!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com