Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Harus Bayar Nasabah

Kompas.com - 22/01/2010, 07:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.comBank Indonesia memerintahkan bank mengganti kerugian nasabah segera setelah proses verifikasi kerugian dilakukan. Kerugian nasabah diperkirakan Rp 5 miliar dari empat bank yang ada. Indikasi bank mampu mengatasi masalah adalah masyarakat aman memakai ATM.

Kepala Biro Humas Bank Indonesia (BI) Difi A Johansyah, kemarin, mengatakan, laporan terakhir bank sampai Kamis (21/1/2010) menyebutkan, laporan dari perbankan ke BI, modus operandi pembobolan kartu anjungan tunai mandiri (ATM) adalah skimming data, yaitu pencurian data nasabah yang tersimpan di dalam kartu dan pencurian atau pengintipan nomor identitas personal (PIN) di mesin ATM melalui kamera yang dipasang pembobol.

Menurut dia, bank saat ini sudah melakukan investigasi mengenai modus operandi, data potensial yang dicuri, mitigasi risiko terhadap data yang kemungkinan sudah dicuri, dan sudah melaporkan kepada pihak kepolisian untuk investigasi lebih lanjut.

”Untuk mencegah kerugian akibat skimming data, nasabah diimbau mengganti PIN secara berkala, melindungi kerahasiaan PIN, memerhatikan kondisi fisik ATM dan sekelilingnya, serta saat bertransaksi menggunakan kartu ATM pada merchant toko yang bekerja sama dengan pihak perbankan, nasabah diharapkan memerhatikan kondisi alat EDC (electronic data capture) pada setiap merchant tersebut,” papar Difi.

Ia menjelaskan, BI telah mengimbau bank untuk tetap memerhatikan prinsip perlindungan nasabah. Dalam hal ini, apabila merasa ada transaksi yang mencurigakan pada rekeningnya, nasabah dapat segera menghubungi bank. Selanjutnya, bank akan melakukan investigasi terhadap laporan yang masuk berdasarkan bukti yang ada sesuai dengan prosedur.

Dalam menghadapi persoalan ini, menurut Difi, BI sudah berkoordinasi dengan bank untuk menginvestigasi masalah, mengidentifikasi risiko, dan merumuskan langkah yang segera dapat dilakukan dalam jangka pendek dan menengah. BI juga akan memonitor upaya yang dilakukan bank untuk mengatasi hal ini dan melindungi nasabah.

”Bank Indonesia mendorong perbankan segera mengimplementasikan penggunaan teknologi chip pada kartu dan mesin ATM sehingga dapat meningkatkan keamanan dan mengurangi risiko skimming data,” ungkap Difi.

BI wilayah Bali mengalkulasi, nilai pembobolan rekening nasabah beberapa bank swasta yang diduga melalui ATM di wilayah Denpasar mencapai Rp 2 miliar. Jumlah nasabah yang kebobolan diperkirakan 200 orang.

Bank swasta yang kebobolan, antara lain, adalah Bank BCA (korban terbanyak), BRI, Mandiri, BNI, Permata, dan BII. Sementara Kepolisian Kota Besar Denpasar tengah memeriksa 20 saksi terkait dengan kasus ini.

Cara lama

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com