Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wow! Surat Utang Indonesia Nyaris Rp 1.000 T

Kompas.com - 22/01/2010, 15:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Jumlah nominal obligasi negara yang sudah diterbitkan pemerintah, termasuk obligasi rekap yang diterbitkan untuk menolong perbankan yang dilanda krisis moneter 1997, kini sudah mencapai Rp 998,154 triliun. Itu adalah data yang tercatat di Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan, per 20 Januari 2010.

Demikian publikasi resmi yang diterbitkan Ditjen Pengelolaan Utang di Jakarta, Jumat (22/1/2010).

Obligasi negara atau resmi disebut pemerintah sebagai Surat Berharga Negara (SBN) yang terbesar adalah obligasi yang diperdagangkan di pasar obligasi, yakni mencapai Rp 743,6 triliun. Itu termasuk Surat Utang Negara (SUN) berbunga tetap sebesar Rp 399,9 triliun. Setelah itu, ada SUN dengan bunga mengambang (variable rate) yang nilainya sudah mencapai Rp 143,3 triliun; kemudian obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) sebesar Rp 28,986 triliun.

Adapun obligasi yang diterbitkan dengan denominasi dollar AS hingga saat ini sudah mencapai Rp 150,255 triliun. Pemerintah juga sudah menerbitkan Samurai Bond atau obligasi yang hanya diterbitkan dalam denominasi yen dan hanya diterbitkan di pasar obligasi Jepang, yang saat ini sudah mencapai Rp 3,561 triliun. Surat utang jenis lain yang sudah diterbitkan pemerintah adalah obligasi berbasis syariah atau sukuk yang saat ini sudah mencapai Rp 17,561 triliun.

Selain obligasi yang beredar di pasar modal, pemerintah juga masih menanggung beban obligasi yang tidak diperdagangkan, yakni surat-surat utang yang diterbitkan seusai krisis 1997. Total nilai surat utang ini mencapai Rp 254,56 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com