Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Tak Punya Kapasitas Bangun Energi Nuklir

Kompas.com - 11/02/2010, 15:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah kelompok masyarakat menyatakan menentang rencana pemerintah mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia. Mereka berpendapat, Indonesia belum memiliki kapasitas yang memadai dalam pengembangan energi nuklir.

Penolakan ini disampaikan bersama di Jakarta, Kamis (11/2/2010). Sejumlah organisasi massa yang menyatakan penolakannya adalah Masyarakat AntiNuklir Indonesia (Manusia), Green Peace, Walhi, Majelis Pertimbangan Tenaga Nuklir (MPTN), Sarekat Hijau Indonesia (SHI), Persatuan Masyarakat Balong (PMB), Muria Institute, dan Aliansi Masyarakat Madura Pemerhati Nuklir (AM2PN),

Menurut salah seorang aktivis MPTN Dewa Tara, seperti halnya masyarakat dunia, Indonesia memang harus menyiapkan rencana energi yang komprehensif untuk kesejahteraan rakyat. Namun, hal itu jelas tidak mungkin dilakukan melalui energi nuklir. Selain karena energi nuklir dapat merugikan masyarakat dan negara, Indonesia juga belum memiliki kapasitas yang cukup untuk menggunakan nuklir.

"Indonesia tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk menggunakan nuklir. Nyaris seluruh hal harus diimpor dari luar negeri, mulai dari bahan bakar, reaktor, hingga suku cadang pabrik listrik itu sendiri. Belum lagi berbicara tentang limbah nuklir yang belum ada solusinya," papar Dewa.

Wacana pembangunan PLTN sendiri memang sudah lama menjadi bahan perbincangan. Bahkan, tahun 2010 ini pemerintah sudah menentukan calon lokasi pendirian PLTN, yakni di Semenanjung Muria, Desa Kalong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Sejumlah anggota Komisi VII DPR pun secara terang-terangan mendorong pemanfaatan energi nuklir itu. Namun, ada banyak pihak yang keberatan terhadap proyek nuklir pemerintah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com