Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Majapahit Perlu Dikaji Ulang

Kompas.com - 10/03/2010, 03:54 WIB

Medan, Kompas - Beberapa bagian dalam sejarah Majapahit perlu dikaji ulang karena diduga tidak sesuai fakta. Pembacaan ulang sumber-sumber yang ada memberikan informasi adanya kesilapan dalam penggalian sumber-sumber sejarah Majapahit. Kepentingan politik diduga menjadi penyebab munculnya kesilapan itu.

Pengajar pada Universitas Hawaii, Prof Uli Kozok, dalam ceramah berjudul ”Meruntuhkan Mitos Adityawarman: Tokoh Penting dalam Sejarah Jawa-Sumatera” di Universitas Negeri Medan di Medan, Selasa (9/3), mengatakan, berdasarkan pembacaan ulang sumber-sumber primer dari sejumlah prasasti dan beberapa kitab, sebaiknya beberapa bagian dari sejarah Majapahit dikaji ulang. Prasasti dan kitab yang menjadi acuan tersebut, antara lain kitab Pararaton, kitab Negarakertagama, dan prasasti pada arca Amoghapasa.

”Parameter-parameter yang digunakan dalam sejarah Majapahit selama ini adalah perspektif dari sejarah nasional kemudian digunakan untuk menyusun sejarah lokal. Seharusnya, dari sejarah lokal kemudian muncul sejarah nasional. Hal ini demi sejarah Indonesia yang obyektif,” kata Kozok.

Dalam kaitan Majapahit itu, Kozok memperlihatkan, dari pembacaan ulang yang dilakukannya diketahui bahwa Adityawarman adalah putra Minang yang lahir dan besar di Minang. Baru pada usia dewasa pergi ke Majapahit dan menjadi pejabat, yaitu menteri tua, di kerajaan itu. Pengangkatan ini lebih berkaitan dengan persahabatan Melayu dan Majapahit.

Berbeda

Hasil penelitian ini berbeda dengan teks-teks yang ada dalam sejarah Indonesia yang menyebutkan, Adityawarman adalah kelahiran Jawa yang merupakan saudara sepupu Jayanagara.

Dari hasil penelitian juga diketahui, Adityawarwan hanya sebatas menjabat sebagai menteri tua. Hal ini berbeda dengan teks sejarah selama ini yang menyebutkan Adityawarman pernah menjadi duta besar Majapahit untuk China. Dalam teks yang ada juga disebutkan bahwa Adityawarman pernah memimpin ekspedisi untuk menaklukkan wilayah Sumatera bagian utara. Berdasarkan hasil penelitian, Adityawarman tidak pernah memimpin ekspedisi itu.

Kozok menyebutkan, dalam teks-teks yang ada menyebutkan bahwa wilayah Sumatera adalah wilayah bawahan Majapahit. Namun, dari penelitian diketahui bahwa Adityawarman tidak pernah terlibat dalam penaklukan beberapa wilayah di Sumatera bagian utara.

”Hubungan Majapahit dengan Melayu bukan daerah taklukan, melainkan dua daerah yang sama derajatnya,” kata Kozok. Ia mengatakan, dengan demikian maka sebenarnya pada waktu itu ada kekuatan tersendiri di wilayah Sumatera.

Memang dalam masa berikutnya Adityawarman diketahui menjadi penerus kerajaan Melayu di Dharmasraya dan sebuah kerajaan di Pagaruyung. Hal ini diketahui dari peninggalan patung bhairawa di Dharmasraya dan prasasti-prasasti yang ditemukan di sekitar Pagaruyung yang menyebut nama Adityawarman sebagai raja.

Kozok mengatakan, ada titik awal untuk mengkaji ulang sejarah Majapahit yang berkaitan dengan Sumatera.

Mengenai kemungkinan perubahan teks-teks sejarah yang sudah ada, Kozok menyebutkan, beberapa hasil interpretasi baru kadang tidak bisa diterima oleh sejumlah kalangan. (MAR)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com