Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawang Merah Selundupan Masuki Pasar

Kompas.com - 28/03/2010, 10:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Masih besarnya pasar bawang merah di dalam negeri menggelitik masuknya bawang merah impor secara ilegal. Buktinya, pekan ini, petani lokal menemukan masuknya bawang merah selundupan asal Thailand sebanyak enam kontainer atau diperkirakan setara dengan 120 ton.

Kontan, bawang selundupan tersebut membuat petani gelisah, terutama bagi petani di daerah-daerah yang menjadi sentra yang 80 persen terletak di Pulau Jawa, antara lain Brebes, Nganjuk, Probolinggo, dan Cirebon.

Menurut Wakil Ketua Asosiasi Perbenihan Bawang Merah Indonesia (APBMI) Akat, empat sentra bawang merah terbesar antara lain Nganjuk, Probolinggo, Brebes dan Cirebon yang total luas lahannya 100.000 ha.

“Besok (hari ini) kami akan mengecek, sebenarnya itu benih (bawang dengan akar plus daun) atau rogolan (bawang merah tanpa daun dan akar), dan kita akan bawa barang bukti berupa benih sebanyak satu kuintal yang ternyata sudah beredar,” ujar Akat di Jakarta, Jumat (26/3/2010)

Mengutip data Kementerian Pertanian, luas panen bawang merah per akhir 2009 mencapai 102.050 ha dengan volume produksi 952.939 ton. Angka tersebut pada dasarnya sudah sangat memenuhi kebutuhan dalam negeri yang saat ini sekitar 2,65 kg per kapita per tahun atau lebih kurang 609.500 ton per tahun. Berarti masih ada sekitar 300.000-an ton bawang merah yang tersisa.

Jika yang masuk ternyata benar jenis benih, maka menurut Akat hal tesebut sangat berpotensi merusak pasar bawang merah lokal. Pasalnya, harga bawang merah rendengan (plus daun dan akar) lokal dari petani dijual seharga Rp 6.000 per kg, sementara yang impor itu hanya Rp 5.000 per kg. Oleh karena itu, biasanya bawang merah rendengan itu untuk benih, bukan untuk konsumsi.

Adapun untuk yang rogolan, di dalam negeri hanya sekitar Rp 5.000 per kg, dan yang impor itu jauh lebih mahal dan memang ukurannya lebih besar, yaitu Rp 8.000 per kg. “Kami tidak khawatir jika memang itu impor untuk konsumsi karena yang akan didatangkan itu adalah rogolan yang harganya jika sampai sini sudah mahal Rp 8.000 per kg, tapi kalau benih dan ternyata dipasarkan untuk keperluan konsumsi, ini yang akan merusak pasar,” tutur Akat.

Sebenarnya pada tahun ini kumpulan petani bawang merah tersebut memang memerlukan benih impor karena di sebagian daerah, seperti Cirebon dan di kawasan Timur, perlu benih impor. Jumlahnya sekitar 2.000 ton tahun ini. Namun, Akat mengatakan bahwa itu bukan untuk saat ini. Kontrak pengirimannya baru akan dilakukan akhir April mendatang. Rencananya, bawang merah akan didatangkan dari Thailand dan Filipina. (Amailia Putri Hasniawati/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com