Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta: Ada Kesalahan Kebijakan Energi

Kompas.com - 24/04/2010, 16:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memastikan, konstribusi energi dalam pembentukan cadangan devisa nasional akan terus menurun mulai tahun 2014. Pengurangan sumber cadangan devisa dari penjualan energi ini dilakukan karena mengutamakan terpenuhinya seluruh kebutuhan energi di dalam negeri. Energi yang akan diekspor hanyalah sisanya.

Saat ini, 70-80 persen dari cadangan devisa berasal dari hasil penjualan energi ke pasar internasional. "Jika kita terus menjual energi ke luar negeri, tidak akan ada industri yang mau mengembangkan bisnisnya di dalam negeri. Kami ingin agar industri mau mengembangkan bisnis di dalam negeri," ujar Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa di Jakarta, Sabtu (24/4/2010) saat seminar tentang Sustainable Business Competitiveness: The Next Challenge.

Menurut Hatta, kebijakan energi yang mendahulukan pembentukan cadangan devisa dari penjualan energi itu merupakan kebijakan salah. Kebijakan tersebut menyebabkan Indonesia lupa untuk membangun infrastruktur energi, seperti depo dan LNG receiving terminal.

Akibatnya, ketika permintaan energi meningkat dan harganya sangat baik, Indonesia malah tidak sanggup memenuhi permintaan tersebut. Peluang ini hilang terutama pada gas.

"Pola pikir tentang energi ini harus diubah. Kita memang membutuhkan devisa, namun pendapatan dari energi yang disetorkan ke negara bisa dialihkan dari devisa hasil penjualan energi ke pajak," ujarnya. 

Sementara, lanjutnya, pasokan energinya digunakan untuk mengamankan kebutuhan dalam negeri. Itu tetap dilakukan dengan menghormati kontrak yang suda ada. Ke depan, pasokan energi harus dijadikan untuk menumbuhkan perekonomian.

Menurutnya, cadangan energi yang dimiliki Indonesia saat ini sangat besar, yakni setara 6 juta barrel per hari. Itu sudah termasuk batu bara, minyak mentah, dan gas bumi. "Dengan demikian, jangan main-main dengan energi dan juga pangan," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com