CISARUA, KOMPAS.com — Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Moh Jumhur Hidayat menyatakan, keberadaan mafia TKI lebih kejam dibandingkan mafia atau sindikat kejahatan lain.
"Mafia TKI membuat korbannya, para TKI dan keluarganya, tidak hanya tertipu, tetapi juga langsung menyentuh harkat dan martabat karena dilecehkan secara seksual, diperkosa, disiksa, bahkan dibunuh," kata Jumhur kepada wartawan seusai membuka dialog dengan berbagai organisasi kemasyarakatan keagamaan di Cisarua, Jawa Barat, Jumat (30/4/2010).
Jumhur menegaskan, mafia TKI melibatkan banyak pihak di dalam dan luar pemerintahan, mulai dari proses perekrutan, pemalsuan dokumen, hingga proses penempatan di luar negeri.
"Mafia TKI ini melakukan praktik perdagangan manusia. Ini juga harus dibasmi, apalagi Presiden sudah menginstruksikan pemberantasan berbagai macam mafia," katanya.
Jumhur menyebutkan, saat ini ada sekitar 2 juta tenaga kerja Indonesia ilegal dari sekitar 6,2 juta tenaga kerja Indonesia di luar negeri. "Merekalah korban mafia TKI," katanya.
Wartawan juga menanyakan kepada Jumhur selaku Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia (Gaspermindo) soal peringatan hari buruh 1 Mei. "Gaspermindo akan turun ke jalan melakukan aksi damai dengan komponen buruh lain," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah harus bisa mengatasi masalah maraknya sistem kerja kontrak dan pengalihdayaan (outsourcing).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.