Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Bandang Samosir akibat Pembalakan

Kompas.com - 30/04/2010, 20:02 WIB

MEDAN, KOMPAS.com — Banjir bandang yang melanda dua desa, Buntumauli dan Sabula, Kecamatan Sitiotio, Kabupaten Samosir, Kamis (29/4/2010) malam, disebabkan oleh rusaknya daerah tangkapan air di hulu Sungai Silogologo dan Sungai Mabulak. Hulu kedua sungai merupakan kawasan hutan yang telah lama menjadi sasaran perambah.

Aliran Sungai Silogologo yang melewati Desa Buntunauli dan Sungai Mabulak yang melewati Desa Sabula pada hari biasa arusnya tak terlalu deras. Namun, karena kawasan hutan di hulu kedua sungai tersebut rusak dan selama beberapa hari terakhir curah hujan cukup deras, aliran sungai meluap dan sanggup menyapu rumah warga. Lereng dan kedua desa ini terletak di daratan Sumatera, terpisah dari Pulau Samosir, tetapi masih masuk dalam wilayah Kabupaten Samosir.

Kedua desa berada di lereng bukit yang kecuramannya mendekati 90 derajat, sedangkan hulu kedua sungai berada di atas lereng dan airnya mengalir ke bawah hingga ke arah Danau Toba, ujar Asisten Pemerintahan Kabupaten Samosir Ombang Siboro saat ditemui di Medan, Jumat (30/4/2010).

Ombang mengakui, daerah hulu kedua sungai yang rusak menjadi penyebab banjir bandang tersebut. Enggak mungkin kami bilang tak ada yang rusak di hulu. "Memang selama ini kawasan hutan di hulu kedua sungai jadi sasaran pembalakan. Bahkan, selain batu-batu yang ikut terseret banjir, ada juga potongan kayu dari atas lereng bukit," katanya.

Menurut Ombang, kawasan hulu Sungai Silogologo dan Mabulak yang sering disebut daerah Tombak Haranggaol merupakan perbatasan antara Kabupaten Samosir dan Humbang Hasundutan. Selama ini, belum ada tapal batas yang jelas di antara kedua kabupaten ini. Ombang menuturkan, konflik di daerah perbatasan tersebut sempat terjadi antarwarga dua kabupaten.

Dia mengatakan, belum jelas warga dari mana yang melakukan perambahan kawasan hutan di Tombak Haranggaol. "Itulah makanya kami minta Pemprov Sumut agar membantu mengatasi persoalan tapal batas kabupaten ini, biar jelas nanti kawasan tangkapan air ini dijaga oleh pemerintah kabupaten yang mana. Kalau tanpa kejelasan begini, tak ada yang berwenang menjaga kawasan tersebut," katanya.

Banjir bandang di Samosir ini mengakibatkan satu orang tewas dan empat lainnya hilang. Warga yang tewas dan hilang ini merupakan satu keluarga yang tinggal di Desa Sabula. Warga yang tewas bernama Marsauli Situmorang (15). Tiga saudara Marsauli, yaitu Winda Situmorang (3), Pegang Situmorang (7), dan Samuel Situmorang (10), serta ibu mereka, Naimarta boru Tamba, masih belum ditemukan. Rumah keluarga Situmorang ini terseret bah hingga ke Danau Toba.

Selain korban tewas dan hilang, banjir bandang juga mengakibatkan enam rumah di Desa Buntumauli rusak berat. Di desa ini jalan dan jembatan juga rusak akibat terjangan banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com