Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JBIC Jamin Obligasi BUMN

Kompas.com - 06/05/2010, 14:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Jepang untuk Kerja Sama Internasional atau JBIC memperluas penjaminan yang diberikannya kepada penerbit obligasi dari Indonesia.

Sebelumnya, JBIC hanya memberikan penjaminan kepada obligasi yang diterbitkan Pemerintah Indonesia, kali ini, JBIC juga memberikan penjaminan kepada obligasi yang diterbitkan oleh badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia.

"Dengan penjaminan ini, BUMN yang akan menerbitkan obligasi di pasar Jepang akan mendapatkan pengakuan sebagai obligasi berperingkat utang investment grade," ungkap Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan, Rahmat Waluyanto di Jakarta, Kamis (6/5/2010).

Menurut Rahmat, JBIC hanya bersedia memberikan penjaminan atas obligasi BUMN yang tidak bermasalah. Jika BUMN yang meminta penjaminan dinilai kurang layak, JBIC akan meminta penjaminan dari Pemerintah Indonesia.

"Ini akan diperhatikan karena pemerintah sendiri akan mengurangi penjaminan-penjaminan yang akan berdampak pada APBN. Oleh karena itu, BUMN yang akan menerbitkan obligasi di pasar Jepang dan mendapatkan penjaminan JBIC sebaiknya merupakan BUMN yang sehat," ungkapnya.

Pertama kali dalam sejarah, Pemerintah Indonesia dapat menjual obligasi negara di pasar modal Jepang meski peringkat surat utang Indonesia belum mencapai AAA atau investment grade (peringkat utang paling tinggi yang memungkinkan penerbit obligasi dibebani ongkos penerbitan yang rendah). Langkah ini dimungkinkan karena Pemerintah Jepang memberi jaminan Indonesia bisa menerbitkan obligasi yang disebut Samurai Bond ini maksimal 1,5 miliar dollar AS tahun 2009. (Kompas, 22/2/2009).

Pasar obligasi Jepang memiliki ciri khas, yakni hanya menerima obligasi yang diterbitkan negara dengan peringkat utang tanpa cacat, yakni AAA. Saat itu peringkat utang Indonesia masih ada pada level BB. Atas dasar itu, Pemerintah Jepang menunjuk JBIC sebagai penjamin Samurai Bond Indonesia. Dengan demikian, Samurai Bond Indonesia akan dikenal sebagai obligasi dengan peringkat utang JBIC yang sudah mencapai AAA.

Dukungan kesepakatan tersebut ditandatangani pejabat Kementerian Keuangan kedua pihak, disaksikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Pejabat Sementara Menteri Keuangan Jepang sekaligus Sekretaris Parlemen Bidang Keuangan Jepang Shinsuke Suematsu di Phuket, Thailand, 21 Februari 2009.

Kesepakatan itu menjadi bagian dari pinjaman siaga (stand by loan) yang diminta Indonesia kepada Jepang dalam mengantisipasi memburuknya krisis keuangan global. Oleh karena itu, dari semua lembaga keuangan internasional yang telah memberikan komitmen pinjaman siaga kepada Indonesia, baru Jepang yang pertama merealisasikan.

Total nilai pinjaman siaga yang diberikan kepada Indonesia pada tahun 2009 mencapai 5,5 miliar dollar AS, termasuk penjaminan untuk Samurai Bond sebesar 1,5 miliar dollar AS. Pinjaman siaga itu diberikan oleh Jepang, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan negara-negara kreditor.

"Hingga saat ini, penjaminan JBIC itu baru dimanfaatkan pemerintah sekitar 375 juta dollar AS sehingga sisa penjaminan yang masih dapat digunakan adalah sekitar 1,15 miliar dollar AS," ungkap Rahmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com