Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Turun

Kompas.com - 18/05/2010, 13:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Hubungan Industrial Indonesia, yang juga mantan Menteri Tenaga Kerja Bomer Pasaribu, Selasa (18/5/2010), menyatakan meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat, kualitasnya terhadap tenaga kerja diakui terus memburuk.

Pasalnya, elastisitas tenaga kerja (employement elasticity) sejak reformasi hingga saat ini semakin menurun. Dari sebelumnya 1 persen pertumbuhan ekonomi mampu menyerap sebanyak 400.000 orang tenaga kerja per tahun, saat ini hanya mampu menyerap 200.000 orang tenaga kerja per tahun.

Hal itu diungkapkan oleh Bomer, dalam keterangan pers, seusai bertemu dengan Wakil Presiden Boediono di Istana Wapres, Jakarta, Selasa siang. Dalam keterangannya, Bomer didampingi Pejabat Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Tenaga Kerja atau Internasional Labour Organisation (ILO) Peter Van Rooij dan mantan Dirjen Pembinaan Tenaga Kerja Payaman Simandjuntak.

"Kalau saya harus jujur mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang kita perjuangkan habis-habisan sekarang ini bukannya semakin membaik, akan tetapi semakin menurun. Sebab, elastisitas tenaga kerja dengan mengukur pertumbuhan ekonomi, yang semula mampu menyerap 400.000 tenaga kerja, kini hanya mampu menyerap 200.000 tenaga kerja saja," ujar Bomer.

Menurut Bomer, dengan pertumbuhan yang meningkat, diikuti pula dengan pertumbuhan di sektor informal dibandingkan sektor formal. "Ini menunjukkan lapangan kerja yang terbuka semakin timpang, dengan jumlah lapangan kerja baru yang semakin membanjiri untuk mencari lapangan pekerjaan. Jumlahnya mencapai 2,5 juta jiwa per tahun," tambah Bomer.

Padahal, lanjut Bomer, lapangan kerja formal, sangat terbatas karena elastisitas tenaga kerjanya kecil sehingga yang terjadi adalah membanjirnya lapangan kerja di sektor informal. "Penyebabnya adalah kita memiliki masalah di bidang investasi yang masih kurang sehingga lapangan kerja baru masih belum terbuka. Itulah yang disampaikan oleh Wapres Boediono tadi," kata Bomer.

Dikatakan Bomer, investasi yang masuk ke Indonesia, persentasenya lebih banyak ke sektor yang padat modal dan teknologi. Sementara penyerapan tenaga kerja yang bersifat padat karya itu mengalami tekanan yang luar biasa selama ini, termasuk dari dilaksanakan Perjanjian Perdagangan Bebas antara Asia Tenggara dan China (China Asean Free Trade Aggremment/CAFTA).

"Dengan adanya CAFTA, maka barang-barang produksi padat modal akan kembali mengalami tekanan dalam bentuk persaingan yang luar biasa," demikian Bomer.

Bomer menemui Wapres Boediono untuk mengundang membuka Kongres (International Industrial Relations Association/IIRA) Asia di Bali, September mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com