Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Kaltim Bukukan Laba Rp 832 Miliar

Kompas.com - 18/05/2010, 17:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) berhasil mencatat kinerja sangat baik pada tahun 2009. Produsen urea terbesar di Tanah Air itu membukukan laba usaha Rp 832,3 miliar atau meningkat Rp 205 miliar dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 627 miliar.

Selain peningkatan laba, PKT juga berhasil mencatat rekor produksi urea sebesar 2.949.750 ton dan amoniak sebesar 1.880.088 ton. Produksi amoniak bahkan melewati kapasitas produksi PKT sebesar 1,85 juta ton tahun. Sedangkan kapasitas produksi urea sendiri adalah 2,98 juta ton per tahun. 

Sementara dibidang pemasaran PKT berhasil mengamankan pasokan urea bersubsidi di wilayah tanggung jawabnya yang meliputi Kalimantan (kecuali Kalbar), Jawa Timur, Nusa Tenggara, Bali, Sulawesi, Papua dan Maluku. Total selama tahun 2009 PKT menyalurkan urea sejumlah 2.102.567 ton urea bersubsidi, termasuk bantuan pasokan ke Pusri dan Petrogres.

Sedangkan kinerja pemasaran PKT ke sektor non subsidi adalah sebesar 392.226 ton untuk pasar perkebunan dan 163.76 ton untuk pasar industri. Pada tahun 2009 pemerintah juga mengeluarkan ijin untuk melakukan ekspor urea. PKT sendiri berhasil mengekspor urea sejumlah 197.303 ton.

Presiden Direktur PKT Hidayat Nyakman di Jakarta, Selasa (18/5/2010), menjelaskan, salah satu kunci keberhasilan kinerja perusahaan di tahun 2009 adalah efisiensi dan peningkatan kinerja di berbagai bidang. Di bidang produksi, perusahaan telah menerapkan sistem Manufacturing Excellence (Manufex) untuk memonitor kinerja pabrik, mengidentifikasi kelemahan dan performance killer, serta melakukan perbaikan berkesinambungan.

Hasilnya, terjadi penurunan down time dan unsheduled shut down yang sangat signifikan. Penurunan down time atau matinya pabrik diluar rencana, menyebabkan konsumsi gas menjadi lebih efisien dan ekonomis serta produksi lebih optimal.

Setiap pabrik PKT, yaitu 5 pabrik urea dan 4 pabrik amoniak, berhasil mencapai targetnya masing-masing. PKT juga membangun unit Desalinasi Kaltim-1 dengan teknologi Reverse Osmosis yang hemat energi dan ramah lingkungan. 

Di bidang pemasaran, PKT telah menerapkan Sistem Distribusi Pupuk Bersubsidi dengan Pola RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok). Pola ini mengharuskan petani untuk membentuk kelompok-kelompok dan mendaftarkan kebutuhannya untuk kemudian didata oleh kios-kios dan distributor. Data kebutuhan ini yang menjadi dasar penyaluran urea bersubsidi.

Berkat hal tersebut, penyaluran pupuk menjadi lebih efisien, tepat sasaran dan terhindar dari penyelewengan ataupun penyimpangan ke sektor lain. Dengan Pola RDKK, petani mendapat jaminan akan mendapatkan pupuk sesuai kebutuhannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com