Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Ingatkan Agus Tak Ada Cuti

Kompas.com - 20/05/2010, 20:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sri Mulyani mengingatkan Agus Martowardojo bahwa tak ada cuti bagi seorang menteri keuangan. Sebagai orang yang sudah menjabat posisi ini, Sri Mulyani menguasai betul pemahaman mengenai "hak istimewa" para menteri itu, terutama menteri keuangan.

"Keistimewaan yang akan didapatkan mungkin tidak bisa cuti. Semua menteri tahu itu. Cuti itu menjadi salah satu barang mewah," katanya dalam momen Serah Terima Jabatan di kantor Kementerian Keuangan, Kamis (20/5/2010).

Sri Mulyani sedikit berbangga di depan Agus bahwa dalam kontrak posisi barunya sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, dia mendapat keleluasaan, termasuk untuk cuti selama 26 hari dalam setahun. "Nanti dalam cuti saya, saya akan menengok Pak Agus mengajak makan siang. Saya bisa membagi kesenangan saya, dan Pak Agus berbagi sedikit kepenatan Bapak ke saya," katanya.

Sebelumnya, Sri Mulyani menjabarkan beberapa catatan penting kepada Agus seperti yang dituliskan dalam memori jabatannya. Catatan itu berupa kemajuan yang telah ada di internal kementerian dan PR atau pekerjaan rumah yang ditinggalkan kepada Agus dengan detail per direktorat jenderal.

Catatan pertamanya adalah dalam hal pengelolaan ekonomi. Jika diukur dari kondisi ekonomi makro, baik dari indikator yang terlihat maupun yang tak terlihat seperti kepercayaan dan persepsi kepada pemerintah, maka Indonesia memiliki banyak kemajuan.

"Tak dapat dimungkiri, itu juga sebagian karena kerja Kemenkeu. Untuk kebijakan makro terutama kebijakan fiskal, untuk Menkeu baru, ini tantangan yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Dipertahankan karena banyak hal baik yang sudah ada, ditingkatkan karena banyak yang belum bisa dicapai. Masyarakat menyebutnya pergerakan sektor riil. Pak Agus dari perbankan pasti tahu betul, bukan saja dari instrumen uang, melainkan juga iklim investasi, termasuk dengan dukungan birokrasi yang efisien," ungkapnya.

Catatan kedua yang disampaikan Sri Mulyani adalah reformasi birokrasi di Ditjen Pajak. Sri melaporkan, prioritas reformasi jilid kedua di ditjen ini menekankan pada perbaikan database, intensifikasi, serta ekstensifikasi melalui branchmarking profiling, peningkatan good governance, dan pengadilan pajak.

Sementara itu, di Direktorat Bea Cukai, reformasi, lanjutnya, mencakup pelayanan tanpa mengorbankan sisi keamanan dan kenyamanan. Hal ini juga mencakup terobosan masuk ke sistem nasional single window dan mekanisme tata kelola di Bea Cukai.

Di tingkat Dirjen Perbedaharaan Keuangan Negara, Sri mengatakan bahwa sebagai bankir, Agus dapat memberi masukan besar untuk melakukan reformasi secara integral, mulai dari perencanaan, penganggaran, sampai information sharing dan prosedur.

Begitu pula di Ditjen Anggaran, menurut Sri, dengan latar belakang sebagai bankir, Agus tentu dapat memberi masukan yang luar biasa untuk mengelola anggaran berbasis kinerja. "Bagi Bapak sebagai bankir, tentu sangat mengerti mengaplikasikannya. Hanya, ini diterapkan dalam jumlah anggaran yang sangat besar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

    Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

    Whats New
    Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

    Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

    Earn Smart
    7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

    7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

    Whats New
    'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

    "Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

    Whats New
    IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

    IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

    Whats New
    Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

    Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

    Whats New
    Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

    Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

    Whats New
    Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

    Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

    Whats New
    Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

    Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

    Whats New
    Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

    Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

    Whats New
    Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

    Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

    Whats New
    Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

    Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

    BrandzView
    Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

    Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

    Whats New
    Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

    Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

    Whats New
    Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

    Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com