JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, Perusahaan Listrik Negara (PLN) harus berani menerima kritik keras terhadap manajemennya di tengah rencana menaikkan tarif dasar listrik (TDL). PLN harus berani melakukan otokritik. "PLN jangan hanya pikirkan kenaikan TDL untuk kenaikan revenue, tapi juga ada inefisiensi di PLN, banyak sambungan liar. Itu karena mismanajemen atau pengelolaan. Itu kritik," paparnya di Hotel Ritz-Carlton, Senin (24/5/2010).
Menurut Hidayat, jika kenaikan TDL mutlak dilakukan, rencana persentase kenaikannya harus diturunkan. Lalu, penuhi tuntutan perbaikan manajemen dengan menertibkan sambungan liar PLN. "Itu sinyalemen masyarakat di bawah. Beban jangan hanya dibebankan tarif, tapi manajemen penghematan itu harus diperhatikan," katanya.
Namun di samping itu, lanjutnya, pemerintah mesti menegaskan peran PLN yang dibutuhkan. Jika PLN memang dibutuhkan untuk melayani masyarakat, subsidi tetap harus dilakukan. Namun, jika sebagai korporasi, bisa menetapkan tarif sesuai keekonomian perusahaan.
Hidayat mengatakan, besaran yang mungkin bisa dikompromikan adalah kenaikan sebesar 10 persen. Dia juga mengaku, kementeriannya sudah menghitung dengan kenaikan 10 persen, dampak kenaikannya hanya sebesar 0,9 persen. "Tapi kalau kenaikan 10 persen harus dilakukan sistem kategorisasi. Misalnya menggunakan parameter daya maksimum. Contohnya, saya simpel saja, tarif siang dan malam. Lalu kategori UKM dan industri besar dibedakan," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.