Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSUP Sardjito Kembangkan Herbal

Kompas.com - 27/05/2010, 16:44 WIB

Yogyakarta, Kompas - Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Yogyakarta mulai mengembangkan pengobatan bahan alami sebagai pendamping terapi medis dan obat-obatan kimia. Pengembangan obat herbal dimaksudkan menekan tingginya biaya berobat karena mahalnya obat kimia sekaligus mengurangi efek buruk obat kimia.

"Kami tak meninggalkan obat-obatan kimia sebagai obat yang teruji secara klinis. Penggunaan obat herbal diharap mempercepat kesembuhan," kata Ketua Tim Pengembangan Obat Bahan Alam RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Nyoman Ketira usai peresmian Poliklinik Herbal, Poliklinik Akupunktur, Gedung Estella, Paviliun Ayodya, Pelayanan Multislice CT-Scan, Poliklinik Home Care, dan Poliklinik Psikologi RSUP Dr Sardjito, Rabu (26/5).

Menurut dia, pengobatan herbal dilakukan dokter-dokter spesialis yang mengerti obat-obatan kimia. Oleh karena itu, keamanan penggunaan obat herbal sebagai pendamping obat-obat kimia terjamin. Selain di poliklinik, pengobatan herbal di RSUP Sardjito juga dilakukan secara luas. Pengobatan herbal juga di unit-unit lain.

Sebanyak 34 dokter spesialis di RSUP Sardjito dibekali pengetahuan pengobatan herbal. "Dokter bisa menyarankan penggunaannya pada pasien. Tergantung pasien setuju atau tidak," ujarnya.

Temulawak dan kunyit

Sejumlah obat herbal yang digunakan di antaranya temulawak (pendamping pengobatan lever dan menambah nafsu makan) dan kunyit putih (pendamping pengobatan kanker). Selain pengobatan, RSUP Dr Sardjito juga mengembangkan penelitian obat-obatan herbal sekaligus mengujinya secara klinis.

Pada sambutannya, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mendukung pengembangan obat-obatan herbal. "Pangsa pasarnya makin luas. Banyak orang di seluruh dunia semakin percaya pada pengobatan herbal," ujarnya.

Sultan berharap, penggunaan obat-obatan herbal tetap terintegrasi dengan terapi medis yang telah teruji standarnya. Penggunaan obat herbal juga diharapkan tetap menomorsatukan keamanan pasien. (IRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com