Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah 1.000 Kapal dan 43 Pesawat Bodong

Kompas.com - 04/06/2010, 16:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan membantah para operatornya sengaja mengemplang pajak pengadaan 1.000 kapal laut dan 43 pesawat komersial.

Pengadaan kapal dan pesawat saat ini dikenakan bea masuk dan pajak nol persen. Juru bicara Kemenhub, Bambang Supriyadi Ervan, mengatakan, peraturan bea masuk pengadaan kapal laut dan pesawat komersial sudah ditiadakan.

Oleh karena itu, para operator kapal dan maskapai tidak perlu membayar pajak dan bea masuk. Akan tetapi agar tidak dikenakan bea masuk dalam proses pengadaannya, secara administratif operator harus mendapatkan izin dari Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.

Izin berupa surat keterangan bebas PPN dan surat bebas bea masuk dikeluarkan oleh Ditjen Pajak. "Tetapi izin-izin itu belum keluar juga sejak tahun 1993," kata Bambang di Jakarta, Jumat (4/6/2010).

Kemenhub pekan lalu meminta kepada Komite Pengawas Perpajakan yang dipimpin oleh Dirjen Pajak Anwar Suprijadi untuk memfasilitasi agar alat-alat transportasi tersebut diberikan surat pembebasan dari pungutan itu.

Bambang membenarkan, selain 1.000 kapal dari berbagai operator kapal di Indonesia, 43 pesawat komersial yang belum diberi surat pembebasan pajak adalah milik dua airlines di Indonesia yaitu Garuda Indonesia dan Susi Air.

Dia membenarkan saat ditanya pesawat milik Garuda yang belum diurus surat-surat pembebasan pajaknya berjumlah sekitar 29 unit, sisanya milik Susi Air.

"Jadi sebenarnya sudah tidak masalah lagi dengan kapal dan pesawat itu, karena tinggal menunggu surat pembebasan pajaknya saja," tandas Bambang.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pemilik Kapal Nasional Indonesia (INSA), Johson W Sucipto mengatakan, 1.000 unit kapal dan 40 pesawat komersial bodong karena belum bayar pajak pengadaan. INSA pun akan menyerahkan seluruh kapal yang belum bayar pajak tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com