CINCINNATI, KOMPAS.com — Adakah hubungan turnamen sepak bola dengan pergerakan indeks di bursa saham? Rupanya ada! Para pialang dan fund manager tidak melihat sepak bola sekadar tontonan belaka.
Hasil pertandingan suatu negara di turnamen sepak bola akbar seperti Piala Dunia bisa memengaruhi pergerakan indeks saham di negara tersebut. Inilah hasil penelitian Diego Garcia, seorang profesor di bidang keuangan University of North Carolina, Amerika Serikat, pada tahun 2007.
Keith Wirtz, Chief Investment Officer Fifth Third Asset Management Inc, menyebutkan, penelitian Garcia masih relevan untuk ajang Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan (Afsel). Jika suatu negara terlempar dari turnamen ini di babak awal, indeks di negara tersebut cenderung butuh waktu lebih lama untuk naik kembali, begitu pula sebaliknya.
Hasil penelitian ini juga menyatakan, kondisi bursa bearish akan menimpa 31 dari 32 negara peserta Piala Dunia. "Bila kesebelasan suatu negara tersisih di babak kedua kejuaraan ini, maka indeks saham di negara itu turun 0,49 persen dari nilai penutupan sebelumnya. Buat negara yang menganggap sepak bola sebagai hal penting, kegagalan akan berefek lebih besar," tulis Garcia.
Sayang, penelitian ini tak menunjukkan efek kemenangan suatu negara terhadap indeks sahamnya. Namun, Wirtz memprediksi euforia kemenangan bakal membuat investor lebih berani membeli saham. Alasannya, orang akan merasa senang dan akan belanja saham lebih banyak ketika negaranya menang. "Itulah yang membantu perekonomian. Indeks saham yang lebih tinggi tentu sejalan dengan keuntungan," kata Wirtz
Berkah Piala Dunia
Berkah Piala Dunia 2010 terhadap bursa saham dunia memang dinanti. Sejak April lalu, krisis utang di Eropa dan pembatasan kredit di China telah melenyapkan duit di bursa saham senilai 6 triliun dollar AS. Dua kejadian ini telah memperlambat pemulihan ekonomi global.
Sejalan dengan penelitian ini, Managing Director Bedlam Asset Management di London, Inggris, Jon Compton menebak investor bakal memasang posisi bearish di bursa Afsel melihat kemungkinan hasil tim ini di Piala Dunia. "Perhatian orang ke Afsel hilang dan investasi kembali mengering," kata Compton.
Untuk menyelenggarakan acara ini, Afsel menghabiskan dana 5,6 miliar dollar AS. Duit ini untuk membangun dan merenovasi stadion serta memperbaiki sarana transportasi dan infrastruktur telekomunikasi.
Compton menambahkan, kelesuan perekonomian yang bakal menimpa Afsel juga dialami semua penyelenggara acara bertaraf internasional. Dia memprediksi, kelesuan ekonomi akan berjalan selama enam bulan pasca-berakhirnya acara.