Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaji Flexi-Esia, Telkom Tunjuk UBS

Kompas.com - 18/06/2010, 16:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) telah menunjuk UBS Grup sebagai penasihat keuangan atas rencana konsolidasi TelkomFlexi dengan Esia. Demikian dikatakan Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah, di sela Sinergi 19 BUMN Dengan Asuransi Jasindo, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (18/6/2010).

"Kami sudah menunjuk penasehat keuangan beberapa waktu lalu, untuk membantu kajian rencana sinergi Flexi dengan Esia," kata Rinaldi. Menurut Rinaldi, saat ini pihaknya sedang mengkaji kemungkinan melakukan konsolidasi layanan TelkomFlexi dengan Esia milik PT Bakrie Telecom Tbk.

Bentuk sinergi tersebut masih dipertimbangkan sesuai aturan yang berlaku apakah dalam bentuk akuisisi, kemitraan, atau kerja sama bisnis. TelkomFlexi dan Bakrie Telecom yang sama-sama menggunakan teknologi CDMA diperkirakan akan menjadi keduanya menguasai pemegang pangsa pasar mayoritas di antara operator CDMA lainnya. Jumlah pelanggan Flexi mencapai 16 juta, sedangkan Esia sekitar 11 juta nomor.

Sebelumnya, Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menuturkan, bentuk kondolidasi kedua perusahaan tersebut kemungkinan akan ditempuh dengan membentuk perusahaan patungan. "Kemungkinan besar akan membentuk perusahaan patungan untuk mengelola layanan Flexi-Esia," ujar Said.

Menurut Said, perusahaan patungan akan mengelola layanan yang sejenis yaitu Flexi dan Esia yang keduanya menjadi pemain besar pada layanan telekomunikasi berbasis CDMA. Meski begitu, Said tidak merinci lebih lanjut realisasi pembentukan perusahaan patungan tersebut karena tergantung negosiasi kedua pihak.

Menteri BUMN Mustafa Abubakar menyatakan mendukung rencana konsolidasi kedua operator telepon tetap nirkabel (FWA) itu. Menurut Mustafa, surat Telkom untuk melakukan kajian melakukan konsolidasi dengan Bakrie Telecom sudah disampaikan kepada Kementerian Keuangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com