Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Sore Masih Tertekan

Kompas.com - 29/06/2010, 15:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa sore, melemah karena tekanan negatif pasar makin kuat. Pelaku pasar terus melepas mata uang Indonesia itu.

   Nilai tukar rupiah terhadap dollar melemah menjadi Rp 9.040-Rp9.050 per dollar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 9.015-Rp 9.025 atau turun 25 poin.

Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rullly Nova di Jakarta, mengatakan, tekanan pasar makin kuat sehingga koreksi terhadap rupiah terus meningkat. "Namun posisi rupiah dinilai masih tetap bagus karena berada dalam kisaran antara Rp 9.020 sampai Rp 9.050 per dollar," katanya.

Memburuknya saham-saham di AS yang diikuti bursa regional, lanjut dia, merupakan faktor utama yang menekan rupiah kembali terkoreksi. "Rupiah sebenarnya masih mendapat dukungan untuk bergerak naik karena masuknya arus modal asing kepasar domestik, namun sentimen positif itu kurang mendukung pergerakan rupiah," katanya.

Hal ini, menurut dia, karena pelaku asing lebih percaya terhadap laporan dari pasar eksternal seperti data sektor perumahan AS yang pada Mei lalu melemah. "Rupiah juga tertekan oleh menguatnya dolar AS terhadap euro," ujarnya.

Ia mengatakan, kondisi pasar seperti ini tidak berlangsung lama, karena peluang masuknya dana asing akan semakin besar, apalagi IMF menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia makin besar.

Bahkan Bank Dunia meminta Indonesia untuk mempercepat proses pencairan anggaran belanja modal agar pertumbuhan ekonomi makin cepat. "Indonesia ke depan akan makin diminati pelaku asing karena pasarnya sangat menjanjikan, dan masih tingginya tingkat suku bunga bank," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com