Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari: Harga Cabai Segera Normal

Kompas.com - 19/07/2010, 11:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan harga cabai merah dan cabai keriting yang belakangan ini melonjak.

Dikatakan Mari, kenaikan yang dikatakannya bersifat sementara itu disebabkan adanya gangguan pasokan. Mari mengaku telah turun langsung ke pasar untuk memastikan harga cabai tetap terjangkau. "Saya sudah ke Pasar Induk Kramat Jati. Mereka mengantisipasi, kira-kira Agustus-September biasanya panen lagi di Jawa Barat. Diharapkan pasokannya kembali normal dan harganya bisa stabil lagi," ujar Mari kepada para wartawan sesaat sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas bidang ekonomi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (19/7/2010).

Tak hanya beras, Mari, yang menjadi Menteri Perdagangan sejak tahun 2004, juga memantau harga kebutuhan pokok lainnya, seperti beras.

Terkait kebutuhan pokok ini, Kementerian Perdagangan, sambung Mari, telah memberikan keleluasaan kepada Bulog untuk melakukan operasi pasar.

"Kami sudah memberikan keleluasaan kepada Bulog untuk segera melakukan operasi pasar bila ada kecenderungan harga naik, tidak usah menunggu instruksi dari Kementerian Perdagangan. Jadi, bisa langsung melakukan operasi pasar sehingga kita bisa menyakini stabilnya harga beras. Bulog memiliki 500.000 ton untuk operasi pasar," kata Mari.

Sebelumnya, Benny A Kusbini, Presiden Direktur Mitra Agro Unggul, sebuah perusahaan pertanian, juga mengatakan, kelangkaan cabai disebabkan anomali cuaca.

Gangguan pasokan cabai, katanya, terjadi mulai empat bulan lalu. Penyebabnya, kebun cabai di Sumatera dan Jawa terkena virus daun kuning. Virus terus berkembang jika tidak diatasi. Obat untuk penyakit itu ada di Institut Pertanian Bogor. "Tinggal kesiapan pemerintah memproduksi secara massal," katanya.

Anomali cuaca juga mengakibatkan lahan tidak sehat. Setelah panas dalam jangka panjang, tiba-tiba turun hujan. "Anomali cuaca membuat tanaman shock dan tidak berkembang normal," katanya. Melambungnya harga cabai juga membuat peredaran cabai oplosan makin banyak di pasar tradisional. Pedagang menarik pembeli dengan menjual cabai oplosan berupa campuran cabai rawit merah, hijau, dan cabai busuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

    Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

    Whats New
    Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

    Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

    Whats New
    KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

    KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

    Whats New
    Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

    Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

    Whats New
    PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

    PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

    Whats New
    KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

    KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

    Whats New
    Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

    Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

    Whats New
    Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

    Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

    Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

    Whats New
    Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

    Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

    Whats New
    Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

    Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

    Spend Smart
    Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

    Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

    Earn Smart
    Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

    Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

    Whats New
    Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

    Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

    Whats New
    Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

    Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com