Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak bagi Industri adalah Daya Beli Masyarakat

Kompas.com - 19/07/2010, 15:49 WIB

KOMPAS.com - Industri masih memberi kesan "menerima" kenaikan tarif dasar listrik (TDL) di angka maksimal 18 persen andai hal itu dikaitkan dengan ongkos produksi. Sebagaimana warta Harian Kompas pada Sabtu (17/7/2010), pemerintah memutuskan kenaikan itu adalah kenaikan yang paling mendekati level yang diterima dunia usaha.

Sementara itu, menurut catatan kenaikan tarif listrik versi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang juga dilansir koran tersebut, ada tujuh sektor industri yang mengalami kenaikan biaya produksi. Berturut-turut dari yang tertinggi adalah kenaikan biaya produksi di industri kosmetik 50,85 persen. Menyusul di belakangnya adalah industri jamu (37,27 persen). Selanjutnya, industri tekstil dan industri sepatu masing-masing menorehkan kenaikan biaya produksi sama yakni 35-47 persen.

Pada urutan di bawahnya adalah industri besi dan baja yang membubuhkan kenaikan biaya 34,4 persen dan pusat perbelanjaan 31,6 persen. Kemudian, urutan paling buncit kenaikan ongkos tersebut dibukukan industri makanan di angka 30 persen.

Berkenaan dengan itu, menjawab pertanyaan Kompas.com pada Senin (19/7/2010), Direktur Utama Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan, industri jamu memang tidak terkena langsung dampak TDL itu. "Saya sudah hitung, tarif listrik lamanya, misalnya, Rp 500, ya, naiknya cuma 25 sen. Jadi memang enggak pengaruh," katanya di sela-sela peluncuran iklan layanan masyarakat produk Tolak Angin yang menganjurkan perilaku berobat ke dokter sebelum terlambat serta simposium bertemakan penggunaan obat herbal.

Kendati begitu, industri jamu, juga industri di sektor-sektor lainnya, aku Irwan, terkena dampak TDL tidak langsung. "Maksudnya, dampak karena daya beli masyarakat," katanya.

Meski belum memiliki data yang akurat, Irwan meyakini, kenaikan TDL akan berpengaruh pada daya beli masyarakat. Artinya, daya beli tersebut dipastikan bakal menurun lantaran masyarakat berhitung ulang untuk memetakan secara kritis prioritas kebutuhan-kebutuhannya. "Itu dampak TDL bagi industri," katanya menegaskan.

Kembali, dalam kesempatan tersebut, Sido Muncul bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Palang Merah Indonesia (PMI) terkait kampanye berobat tersebut. Khusus dengan IDI, Jakarta adalah kota kesepuluh dari program sosialisasi dimaksud setelah Bogor, Semarang, Banjarmasin, Yogyakarta, Medan, Lampung, Bandung, Pekanbaru, dan Padang.

Sementara, dalam acara yang berlangsung di Rumah Sakit Kanker Dharmais tersebut, Sido Muncul memberikan bantuan Rp 150 juta untuk pasien tidak mampu secara finansial yang dirawat di rumah sakit tersebut.

Hingga akhir 2009, ada 600 juta sachet Tolak Angin yang diproduksi. Pada 2010, Tolak Angin dipatok target produksi 800 juta sachet.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com