Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Daging Sapi, Ayam dan Telur Naik

Kompas.com - 21/07/2010, 11:31 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Harga daging sapi di Pasar Sederhana, Kota Bandung, hari Rabu (21/7/2010) Rp 58.000 per kg, naik dari harga hari Selasa kemarin yang hanya Rp 55.000 per kg. Tak hanya daging sapi, kenaikan harga juga terjadi pada daging ayam dan telur ayam.

Harga daging ayam hari ini Rp. 25.500 per kg, naik dari kemarin yang dilepas di harga Rp 25.000 per kg, sedangkan harga telur juga naik dari Rp 13.000 per kg pekan lalu sekarang menjadi Rp.15.000 per kg.

Kenaikan harga tersebut dipicu minimnya pasokan daging ataupun telur yang datang dari peternakan ke pasar. "Pasokan dagingnya kurang," kata Neng Komalasari, pedagang daging di Pasar Sederhana, Rabu.

Hal tersebut diamini oleh Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia DPD Jawa Barat Dadang Suganda. Ia mengimbuhkan, peningkatan harga daging sapi itu disebabkan oleh berkurangnya pasokan sapi dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Dus, dengan harga daging sapi yang kini mencapai Rp 58.000 per kg, bukan tidak mungkin harga tersebut akan naik lagi.

Sementara itu, daging sapi yang diusung dari luar negeri alias impor juga tersendat lantaran adanya kebijakan pengurangan impor sapi oleh Kementerian Pertanian. "Maksudnya pengurangan impor itu bagus untuk peternak lokal, tetapi harga akan naik jika impor dikurangi," papar Dadang. Ia sangat berharap impor daging sapi tersebut dibuka untuk menyuplai kebuthan daging di Jawa Barat.

Untuk kenaikan harga daging ayam dan telur ayam, menurut Dadang, dipengaruhi oleh kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang baru ditetapkan pemerintah pada 1 Juli lalu. Lantaran ongkos produksi ikut terkerek naik, harga daging ayam dan telur pun ikut membengkak.

Impor sapi bakalan

Lucunya, meski pedagang pasar mengaku pasokan daging sapi berkurang, pemerintah yakin ketersediaan daging sapi menjelang puasa dan Lebaran bakal tercukupi. Pemenuhan tersebut bakal bersumber dari dalam negeri ataupun dari luar negeri.

"Utamanya, impor daging tersebut untuk memenuhi kebutuhan daerah Jabodetabek," kata Gunaryo, Sekretaris Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan.

Gunaryo menyebutkan, pemenuhan daging untuk kebutuhan dalam negeri yang defisit tersebut bersumber dari impor sapi bakalan dari Australia. Setelah digemukkan, barulah sapi tersebut dipotong. "Impor banyak dalam bentuk bakalan sehingga bisa digemukkan dahulu di dalam negeri," kata Gunaryo.

Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Perdagangan, dari sisi nilai, pada periode Januari hingga April 2010, impor sapi bakalan dari Australia membukukan peningkatan sebesar 38,29 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Nilai impor sapi bakalan pada Januari-April 2010 sebesar 182.285.226 dollar AS atau naik dari realisasi impor tahun 2009 yang hanya menembus 131.809.144 dollar AS . Kenaikan jumlah sapi impor tersebut merupakan salah satu bentuk respons pasar untuk mengantisipasi naiknya permintaan daging di bulan puasa dan Lebaran. (Asnil Bambani Amri/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com