Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM Tak Sesuai dengan Spesifikasi?

Kompas.com - 23/07/2010, 07:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah curiga pasokan bahan bakar premium impor milik PT Pertamina (Persero) tidak mengandung Oktan 88 sesuai dengan yang disyaratkan. Pendeknya, tidak sesuai dengan impor sejenis sebelumnya. Dus, ini menjadi pemicu rusaknya fuel pump atau pompa bahan bakar kendaraan yang banyak dikeluhkan pengemudi taksi belakangan ini.

"Premium Oktan 88 biasanya impor, kadang-kadang ada spesifikasi yang tidak pas 88, bahkan bisa lebih tinggi," kata Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita Herawati Legowo, Kamis (22/7/2010) malam.

Meski demikian, Evita menegaskan, pemerintah tidak akan menurunkan spesifikasi Oktan 88 yang terdapat dalam premium. "Kita menggunakan Oktan 88 saja sudah termasuk yang paling rendah sehingga tidak akan diturunkan dari Oktan 88," kata Evita.

Saat ini pemerintah sedang mengambil contoh premium yang digunakan untuk menelusuri spesifikasinya, di antaranya contoh dari Ditjen Migas. Tak hanya itu, pemerintah juga sudah berkoordinasi dengan Pertamina untuk pengecekan contoh tersebut. "Sedang diambil contoh, kan, ada keluhan dari Blue Bird. Selain itu, ada di beberapa tempat lain, diambil beberapa contoh saja," kata Evita.

Menurut Evita, premium yang dijual Pertamina sudah dites dan sesuai dengan spesifikasi. Evita berjanji pemerintah akan segera membentuk tim independen untuk menelusuri kasus ini. "Ada, di antaranya kami kasih ke Lemigas, di antaranya itu," ujar dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah pemilik dan komunitas mobil beberapa hari terakhir mengeluhkan terjadinya kerusakan pada pompa bahan bakar di kendaraan mereka. Meskipun belum ada kesimpulan final, beberapa kalangan menyinyalir kerusakan itu disebabkan kualitas bahan bakar yang tidak bagus.

Sejak Juni hingga hari ini, terdapat tak kurang dari 1.200 taksi Blue Bird yang mengalami masalah pada pompa bahan bakarnya. Gejalanya adalah mobil kerap mogok dan tersendat-sendat kalaupun mesin bisa dinyalakan. Mobil yang digunakan pun masih terbilang baru, yakni Toyota Limo buatan tahun 2009-2010. (Fitri Nur Arifenie/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

    Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

    Whats New
    Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

    Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

    Work Smart
    Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

    Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

    Whats New
    Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

    Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

    Whats New
    Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

    Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

    Whats New
    Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

    Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

    Whats New
    Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

    Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

    BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

    Whats New
    Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

    Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

    Whats New
    Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

    Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

    Whats New
    IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

    IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

    Whats New
    Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

    Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

    Whats New
    BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

    BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

    Whats New
    Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

    Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

    Whats New
    Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

    Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com