Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen Migas: Bukan Salah Premium

Kompas.com - 30/07/2010, 09:15 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Dirjen Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita Herawati Legowo masih terus akan melakukan pengecekan sampel terkait dengan kerusakan fuel pump mobil.

Evita mengatakan, pemerintah tidak menemukan adanya penurunan kualitas premium milik PT Pertamina (Persero). "Kami sudah cek dan semuanya baik-baik saja. Spesifikasi bagus, sulfur bagus, air bagus. Pasokan dari kilang Balongan juga bagus," kata Evita, Kamis (29/7/2010).

Meski dirinya memastikan kesalahan bukan pada premium, Evita belum berani mengatakan siapa yang salah dalam tragedi fuel pump tersebut. Evita hanya menyarankan kepada para pemilik kendaraan yang di atas tahun 2005 menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax. Pasalnya, untuk kendaraan di atas tahun 2005, BBM yang dipakai harus menggunakan oktan 91, sementara untuk kualitas premium masih menggunakan oktan 88.

"Saya juga bingung apa masalahnya karena setelah semua dicek baik-baik saja, tetapi kami akan terus selidiki. Saya punya Vios persis seperti dipergunakan taxi. Namun, memang mobil keluaran di atas tahun 2005 semestinya sih menggunakan Pertamax bukan Premium,” kata Evita.

Sebelumnya, Evita menduga kerusakan fuel pump terletak pada SPBU karena tangki SPBU tidak dibersihkan alias kotor. Namun, dugaan itu mendapatkan bantahan keras dari Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Erry Purnomo Hadi. "Kalau memang SPBU yang rusak kenapa tidak semua kendaraan yang mengisi di SPBU tersebut mogok," ujar Ketua Umum Hiswana Migas Eri Purnomo Hadi.

Eri menjamin, pada masing-masing dispenser pump SPBU sudah ada filter penyaring BBM sehingga secara otomatis, apabila tangki timbun BBM di SPBU kotor, akan terkena lebih dulu dispensing pump SPBU dan akan macet lebih dulu. Menurut Eri, berdasarkan hasil pengecekan di lapangan, sampai saat ini belum ditemukan fakta yang menjurus ke arah kualitas ataupun tangki yang kotor.

"Jadi, secara logika, jika masalahnya dikaitkan dengan SPBU, sungguh tidak masuk akal dan berlebihan. Kenyataannya fuel pump rusak hanya terjadi pada mobil tertentu dan mengisi secara acak di semua SPBU," kata Eri.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) Tubagus Haryono menyatakan pihaknya telah melakukan uji petik terhadap sampel BBM jenis Premium di Pool Taxi Gamya Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur. Hasil sementara uji petik tersebut menunjukkan premium yang dari tangki timbun (Buttom to top) memiliki road octane number (RON) 89,9 dan berwarna kuning keruh.

Sementara untuk sampel Premium yang diambil dari nozzle dispenser justru memiliki RON yang lebih tinggi, yaitu 90,3 dengan warna kuning jernih. Adapun dari saringan fuel pump mobil yang mogok, nilai RON menurun drastis ke level 88,1 dan berwarna hitam gelap.

"Dari pemeriksaan RON ternyata masih memenuhi spek. Selain itu, kami juga melakukan pemeriksaan secara acak dari SPBU di Condet," ungkapnya.

Tubagus menambahkan, untuk memperkuat hasil sementara uji petik tersebut, pihaknya akan bekerja sama dengan Lembaga Minyak dan Gas bumi (Lemigas) untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai impurities (kotoran) yang ada dalam BBM tersebut. (Fitri Nur Arifenie/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

    MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

    Whats New
    Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

    Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

    Spend Smart
    Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

    Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

    Whats New
    Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

    Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

    Whats New
    Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

    Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

    Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

    Whats New
    Kominfo Kembali Buka Pendaftaran Startup Studio Indonesia, Ini Syaratnya

    Kominfo Kembali Buka Pendaftaran Startup Studio Indonesia, Ini Syaratnya

    Whats New
    41 PSN Senilai Rp 544 Triliun Dikebut Rampung 2024, Ini Kendala Pembangunannya

    41 PSN Senilai Rp 544 Triliun Dikebut Rampung 2024, Ini Kendala Pembangunannya

    Whats New
    Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

    Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

    Whats New
    Simak, 6 Tips Menjaga 'Work Life Balance'

    Simak, 6 Tips Menjaga "Work Life Balance"

    Work Smart
    Haji Khusus dan Haji Furoda, Apa Bedanya?

    Haji Khusus dan Haji Furoda, Apa Bedanya?

    Whats New
    Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal

    Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal

    Whats New
    AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

    AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

    Whats New
    Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

    Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

    Whats New
    Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

    Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com