Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iga Sapi Enaknya Dimasak Apa?

Kompas.com - 01/08/2010, 14:16 WIB

KOMPAS.com — Iga sapi bisa diolah menjadi berbagai menu. Tulang yang masih tersisa dan tekstur daging yang agak kenyal memberi keasyikan sendiri saat digigit. Pedas, asam, gurih, manis, apa pun pilihan rasanya, yang pasti lezat saat mengelus lidah.

Tetap saja produk lokal dan impor selalu ada bedanya. Terkait selera, itu kembali lagi ke setiap individu. Asal tahu saja, iga impor memasaknya tak terlalu repot dibandingkan dengan iga lokal. Sebab, daging iga lokal agak keras dan perlu waktu lama untuk merebusnya agar empuk. Namun, bukankah itu yang dicari? Menikmati makanan sembari berjuang menggigitnya. Hanya iga yang bisa memenuhinya.

Sebelum diolah menjadi berbagai masakan, iga perlu di-blanching, yakni proses memasak dengan memasukkan iga yang sudah dicuci bersih ke dalam air mendidih selama beberapa menit. Jadi, iga dimasukkan saat air sudah mendidih, bukan sejak awal ketika akan merebus air.

"Agar iga tidak terlalu lama terendam air. Begitu masuk air mendidih, selama satu hingga dua menit, kotoran dan darah segera keluar, menggumpal menjadi busa dan mengapung,” jelas Umar Shaican, Executive Sous Chef Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya.

Busa yang kotor ini harus dibuang dan itulah fungsi blanching ini, untuk menghilangkan kotoran dan darah dalam daging dan tulang iga mentah. Selain itu, blanching juga dapat menghilangkan bau langu.

Kemudian buang air sisa blanching, ganti dengan air bersih lalu rebus kembali iga hingga empuk. "Itu untuk iga lokal, tapi iga impor tidak perlu direbus lagi, cukup di-blanchig saja. Dagingnya sudah empuk,” kata Umar.

Idealnya, iga diambil dari sapi yang baru berusia satu tahun. Iga impor biasanya yang bagus kualitasnya dari Australia dan Amerika Serikat. Jika memilih iga di pasar, teliti apakah lebih banyak daging atau lemaknya. Sebaiknya pilih iga yang banyak dagingnya. Membumbui iga

Iga impor bisa langsung dimasak, tak perlu direbus dulu. Langsung di-marinated, direndam dalam bumbu atau saus, selama dua hingga tiga jam. Baru diolah dengan cara digoreng atau dipanggang.

Kalau iga lokal perlu direbus dulu dengan garam dan rempah, baru dibakar. Sebabnya, iga lokal daging keras jadi jika direndam dengan bumbu saja kurang meresap rasanya. Iga yang dibakar dapat menghilangkan kolesterol. Sebaliknya, iga yang dimasak dengan cara direbus dan disajikan bersama kuah, kolesterol akan banyak ditemukan pada kuahnya.

Iga bumbu pedas

Biasanya iga dimasak sup atau dipanggang seperti steak. Namun, pada menu satu ini iga dimasak agak beda, yaitu dibumbu pedas. Iga sapi dimasak dengan bumbu balado ala makanan Padang. Iga direbus dulu sampai empuk dan dipotong sesuai selera. Kemudian dicampur dengan garam dan merica, baru digoreng sebentar dengan minyak panas.

"Tumis hingga harum, baru masukkan iga yang sudah digoreng. Masukkan kaldu bekas rebusan iga sedikit,” ucap Umar. Biarkan selama beberapa saat sampai empuk. Tambahkan garam, merica, gula, dan bumbu penyedap jika rasa kurang mantap.

Proses digoreng sebelum dibumbui memicu bau khas dari iga pedas ini. Lemak yang tersentuh panas api tercium kuat dan membuat rasanya lebih gurih. Apalagi dengan rasa pedas dan disantap dengan nasi putih panas sungguh menggugah selera. Belum lagi tulang yang mengisi antardaging iga, cocok sebagai pegangan saat ingin mengganyang habis sisa daging yang masih melekat di permukaan tulang. Lebih pedas, lebih mantap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com