Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Sudah Studi Banding soal Redenominasi

Kompas.com - 02/08/2010, 12:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Akhir pekan lalu, Pjs Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, yang baru saja terpilih menjadi Gubernur BI terpilih melempar isu panas tentang rencana bank sentral melakukan langkah redenominasi rupiah.

Sejatinya, isu redenominasi rupiah sudah pernah dilontarkan oleh bank sentral sejak awal Mei 2010. Ketika itu, BI menjelaskan, posisi otoritas moneter terkait rencana redenominasi baru sebatas mempelajari kemungkinan penerapannya di Indonesia. Untuk mengukur keseriusan rencana tersebut, hal itu bisa dibaca dari langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh BI sejauh ini. Tercatat, mereka telah melakukan studi banding ke negara-negara yang telah melakukan langkah redenominasi, seperti Turki dan Romania.

Dari hasil studi banding ke negara-negara tersebut, BI mencatat beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum langkah redenominasi diterapkan. Syarat pertama adalah kesiapan masyarakat. "Pengalaman Turki, ongkos terbesar adalah untuk sosialisasi pada masyarakat tentang langkah pemotongan nilai uang itu," cerita Kepala Biro Humas BI Difi A Johansyah, ketika itu.

Turki membutuhkan waktu sekitar 10 tahun sebelum benar-benar merealisasikan kebijakan redenominasi. Itu pun relatif berhasil dilakukan karena Negeri Kemal Attaturk tersebut berhasil menerapkan disiplin fiskal yang cukup ketat. Turki melakukan langkah redenominasi dengan memotong enam digit nilai mata uangnya sehingga 1.000.000 menjadi sama dengan 1. Adapun Romania memotong empat digit.

Jika hal tersebut dilaksanakan di Indonesia yang memiliki wilayah geografis amat luas dan jumlah penduduk terpadat keempat di dunia, maka biaya sosialisasi dipastikan akan sangat besar. (Ruisa Khoiriyah/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com