Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal PLTN, PLN 'Wait and See'

Kompas.com - 02/08/2010, 15:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT PLN hanya wait and see dalam menyikapi rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) meskipun kelak perusahaan itu menjadi pihak yang akan menggunakan listrik yang akan dihasilkan PLTN.

"Kami wait and see saja," kata Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko PT PLN Murtaqi Syamsuddin pada Forum Group Discussion: Prospek PLTN dalam Memenuhi Kebutuhan Listrik yang Terjangkau di Jakarta, Senin (2/8/2010).

Menurut dia, dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2010-2019 dan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2008-2027 tidak terdapat rencana pembangunan PLTN karena fuel mix akan didominasi oleh batu bara.

Dikatakan Murtaqi, pengembangan PLTN di suatu negara tidak selalu berdasar motif profit dan lebih pada keputusan nasional dalam diversifikasi energi dan ketahanan energi nasional sehingga PLTN menjadi pilihan sulit bagi PLN. "Biaya kapitalnya sangat tinggi tergantung pada besarnya daya, lama konstruksi, suku bunga, pilihan teknologi, jangka pembiayaan dan lain-lain serta biaya investasi yang tinggi di mana 1 unit 1.000 MWe antara 1.500-4.000 juta dollar AS, bahkan lebih," katanya.

Disebutkan Murtaqi, besarnya biaya kapital dapat mendekati atau melampaui credit limit keseluruhan suatu negara berkembang sehingga pemberi pinjaman akan ragu-ragu memusatkan risiko keuangan pada proyek semahal PLTN.

"Selain karena masa konstruksi PLTN sangat panjang antara 6-15 tahun, periode pengembalian investasi juga berjangka sangat panjang dan biaya bunga bisa mencapai 30-40 persen dari biaya fisik proyek sebagai bunga selama konstruksi," katanya.      "Kesulitan itu ditambah tak adanya dukungan kebijakan dan insentif pemerintah, belum lagi risiko keselamatan serta tingginya resistensi masyarakat dan dunia usaha yang belum melihat investasi di PLTN sebagai sesuatu yang menguntungkan," tambahnya.

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), ujarnya, menekankan bahwa PLTN tidak bisa dikembangkan tanpa dukungan pemerintah dalam membuat kebijakan, ikut mempromosikan dan mendanai, serta menciptakan situasi kondusif.

Selain itu, PLTN juga harus mendapat dukungan dana dari industri di mana mereka tidak akan tertarik tanpa jaminan pemerintah dan pasar listrik yang tak mendukung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com