Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Rupiah Perlu Diredenominasi?

Kompas.com - 03/08/2010, 14:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur Bank Indonesia terpilih Darmin Nasution menegaskan, redenominasi sama sekali berbeda dengan sanering atau pemotongan daya beli masyarakat melalui pengguntingan mata uang yang kerap dilakukan negara dalam kondisi inflasi yang tinggi.

Redenominasi hanyalah penyederhanaan penyebutan mata uang dengan memotong jumlah nol yang ada di nilai nominal mata uang saa negara dalam kondisi perekonomian yang stabil. Lantas, apa perlunya redenominasi rupiah untuk Indonesia?

Darmin mengatakan, redenominasi diperlukan untuk memperbaiki atau mengatasi inefisiensi yang bisa terjadi akibat makin tingginya waktu dan biaya transaksi yang diperlukan karena nilai transaksi di tengah masyarakat semakin lama semakin besar.

"Apalagi kalau mengandalkan pembayaran tunai. Bisa dibayangkan kalau Anda melakukan pembayaran tunai beberapa puluh juta, Anda sudah mulai membawa tas. Dan itu kemudian membuat rasa tidak aman juga karena secara fisik mudah ditandai," tuturnya di Gedung BI, Selasa (3/8/2010).

Manfaat keduanya adalah mengatasi inefisiensi pembangunan infrastruktur untuk sistem pembayaran nontunai yang biasanya memakan biaya yang cukup signifikan. Menurut Darmin, digit transaksi yang berlangsung makin hari makin besar dan makin merepotkan. Akibatnya, ditemukan pula kendala dalam pencatatan uang.

"Semakin besar transaksi, semakin lama pencatatan dan semakin mahal. Infrastruktur serta aplikasi yang ada menghadapi masalah. (Digitnya) makin mendekati (limit), meski belum melampaui. Kalau melampaui itu harus manual. Bukan hanya merepotkan, tapi membuat biaya dan waktu makin besar," tambahnya.

Selain itu, Indonesia juga harus memikirkan wacana single currency ASEAN ke depannya agar rupiah cukup setara dengan mata uang negara ASEAN lainnya. Saat ini, tinggal Indonesia dan Vietnam yang memiliki digit mata uang yang besar di ASEAN.

Saat ini, BI tengah melakukan riset selama dua tahun yang akan berakhir akhir tahun ini. Riset menjadi acuan awal untuk berangkat ke proses persiapan redenominasi yang memakan waktu sekitar 10 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

    KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

    Whats New
    Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

    Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

    Whats New
    Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

    Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

    Whats New
    Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

    Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

    Work Smart
    Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

    Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

    Whats New
    Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

    Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

    Work Smart
    Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

    Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

    Whats New
    Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

    Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

    Whats New
    Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

    Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

    Whats New
    OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

    OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

    Whats New
    Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

    Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

    Whats New
    LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

    LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

    Whats New
    Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

    Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

    Whats New
    Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

    Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

    Earn Smart
    Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

    Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com