Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habis Genteng Terbitlah Keramik Beton

Kompas.com - 05/08/2010, 07:32 WIB

PURWAKARTA, KOMPAS.com — Bangkrutnya puluhan pabrik genteng di sentra industri genteng Tegalwaru dan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, lima tahun terakhir ini, membangkitkan sebagian pengusaha membuat produk baru. Setelah genteng tanah liat kian tak laku, mereka beralih ke keramik beton.   

Keramik beton, yang di pasaran terkenal dengan sebutan keraton, menjadi alternatif bahan untuk bangunan bertingkat. Selain lebih murah ongkos dan lebih cepat pemasangannya, keraton juga dinilai lebih tahan getaran dan gempa.  

"Ada 4-6 pengusaha yang sekarang memproduksi keraton di sentra ini. Keraton telah diuji coba tahun 1976 dan dikembangkan tahun 1980-an, kian populer beberapa tahun terakhir," ujar Nasan, pemilik pabrik keraton di Desa Cadasmekar, Kecamatan Tegalwaru, Rabu (4/8/2010).

Krisis bahan bakar pascakenaikan harga minyak tahun 2005 memicu rontoknya puluhan pabrik genteng di Purwakarta. Kantor Litbang Genteng dan Bata Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta mencatat, tahun 2004 terdapat 270 unit usaha genteng dengan 13.016 pekerja. Kenaikan harga bahan bakar minyak pada Oktober 2005 menghancurkan puluhan pabrik. Tahun 2006 jumlahnya tinggal 187 unit dan terus menurun hingga 130 unit dengan 3.162 pekerja pada 2009.   

Ketika permintaan genteng tanah liat terus menurun seiring semakin maraknya produk atap modern berbahan fiber, plastik, atau beton, sebagian pengusaha mulai mendiversifikasi produk. Mereka antara lain mengembangkan keramik beton, keramik dinding, ubin terakota, dan roster.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com