Setelah Soekarno-Hatta, Giliran Kuala Namu...

JAKARTA, KOMPAS.com - Penandatanganan nota kesepahaman antara PT PLN (Persero) dan PT Angkasa Pura II di kantor Kementerian Negara BUMN, Rabu (25/8/2010), merupakan tanda dimulainya pengalihan pengelolaan sistem pasokan ketenagalistrikan yang handal di bandara-bandara dari pengelola bandara ke PLN.

Direktur PT Angkasa Pura II Tri S Sunoko mengatakan kerja sama ini akan dimulai di Bandara Soekarno-Hatta dan akan dilanjutkan ke Bandara Kuala Namu. "Saya harap 2-3 bulan ini (di Soekarno-Hatta) akan tuntas, baru ke bandara berikutnya. Kemungkinan besar Kuala Namu, sekalian dengan proses pembangunannya," tuturnya di Kementerian Negara BUMN, Rabu sore.

Tri mengatakan target Angkasa Pura II dengan kerja sama ini agar kelistrikan bandara dapat lebih dihandalkan. Dengan pengalihan pengelolaan ini, tentunya Angkasa Pura II bisa lebih fokus ke bisnis transportasi udara dan pelayanan.

Mengenai pilihan model kerja sama yang akan ditempuh keduanya, Tri mengatakan belum diputuskan. Namun kemungkinan, Angkasa Pura II akan memilih kerja sama level II atau III.

Sebelumnya, Dirut PLN Dahlan Iskan mengatakan kerja sama tahap II ditandai dengan adanya tegangan menengah, sedangkan tahap III ditandai dengan keberadaan pembangkit listrik di area bandara.

Namun, lanjutnya, yang terpenting adalah bagaimana kehandalan listrik bandara dapat dijamin, seperti kelistrikan Istana Negara dan DPR yang ditangani oleh PLN. "Tapi yang jelas kegiatan-kegiatan vital seperti check-in dan x-ray yang mati kemarin padahal cukup vital tidak mati lagi. Karena begitu mati, dampaknya luar biasa," tandasnya.