BANTUL, KOMPAS.com - Meski motif batik kontemporer membanjiri pasar terutama dari China, selera konsumen tetap pada motif pakem. Hal itu terlihat dari tingginya permintaan motif pakem yang mengalir ke sentra batik tulis Giriloyo, Imogiri Bantul.
"Batik motif pakem masih jadi idola. Motif-motif tradisional tersebut masih dianggap unik dan menarik oleh konsumen. Mereka bahkan merasa belum memakai batik kalau motifnya tidak pakem," kata Darjiyah, salah seorang perajin di Giriloyo, Rabu (25/8/2010).
Beberapa motif pakem tersebut adalah parang, sidomukti, pringgodani, dan semenrono. Motif pakem atau klasik justru disenangi masyarakat kalangan menengah ke atas. Selain motifnya konsumen juga masih menyukai warna sogan, yang juga warna pakem batik. Padahal warna batik yang membanjiri pasar justru warna-warni.
Imaroh, perajin lainnya mengatakan para perajin biasanya mengerjakan motif sesuai dengan pesanan. "Ada pula yang membuat langsung dari kreasi sendiri. Dari sebagian besar pesanan yang masuk mintanya dibuatkan motif klasik. Jarang yang minta motif kontemporer," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.