Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melemah, Rupiah Sentuh 9.000

Kompas.com - 27/08/2010, 16:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat (27/8/2010) sore turun 12 poin menjadi Rp 8.990-Rp 9.000 per dollar, karena pelaku pasar makin aktif melepas mata uang Indonesia tersebut.           Analis PT First Asia Capital, Irfan Kurniawan di Jakarta, mengatakan,  tekanan pasar terhadap rupiah makin kuat, karena optimis data ekonomi AS yang akan keluar Jumat malam makin tidak jelas . "Pelaku optimis data ekonomi Amerika Serikat yang tidak jelas akan mendorong pertumbuhan ekonomi makin menimbulkan ketidakpastian," katanya.

Rupiah, menurut dia dalam waktu tidak lama akan menembus posisi Rp 9.000 per dollar sebagaimana yang dikehendaki pemerintah. "Apabila rupiah menyentuh level Rp 9.000 per dollar maka penurunan itu akan berlanjut hingga jauh diatas level Rp 9.000 per dollar," ucapnya.           Pemerintah sebelumnya meminta Bank Indonesia untuk melakukan upaya agar rupiah kembali di atas angka Rp 9.000 per dollar. Namun masuknya arus modal asing ke pasar saham, membuat rupiah dalam waktu dua bulan masih dapat bertahan dibawah angka Rp 9.000 per dollar, ucapnya.

Tekanan pasar yang terjadi akhir-akhir ini, menurut dia, karena melemah bursa New York, akibat data ekonomi AS yang terus memburuk. "Kami optimis ekonomi global masih guram, karena pertumbuhan ekonomi AS masih tak menentu," ucapnya.           Meski demikian, lanjut dia pertumbuhan ekonomi Indonesia akan dapat tumbuh di atas enam persen pada 2011. "Meningkatnya pertumbuhan ekonomi nasional, karena pemerintah akan memicu sektor riil bisa bergerak tidak diam ditempat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com