Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri BUMN Panggil Manajemen PT KA

Kompas.com - 04/10/2010, 13:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan memanggil manajemen PT Kereta Api pada siang ini. Pemanggilan ini terkait kecelakaan maut yang terjadi di Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah, Sabtu (2/10/2010) lalu.

Mustafa mengatakan, pemanggilan manajemen PT KA ini sebagai bentuk evaluasi internal. "Jangan sampai terulang lagi karena ada indikasi human error," kata Mustafa, Senin (4/10/2010).

Bekas Direktur Utama Bulog ini mengaku terkejut dengan kecelakaan kereta api yang menewaskan 35 orang ini. Sebab, dia berasumsi bahwa sebelum Lebaran, pemerintah sudah meningkatkan pengawasan. "Tiba-tiba sesudah ada Lebaran kok ada kejadian seperti ini," katanya.

Kecelakaan maut ini terjadi setelah KA Argo Bromo Anggrek menabrak KA Senja Utama, Sabtu lalu. Kecelakaan ini diduga akibat kelalaian masinis KA Argo Bromo Anggrek yang melanggar lampu merah.

Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengaku belum bisa memberikan sanksi. Pihaknya masih menunggu hasil investigasi Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Yang jelas, Freddy menolak mundur seperti desakan sejumlah pihak. Dia beralasan, Kementerian Perhubungan bukanlah pihak yang terlibat langsung dalam kecelakaan tersebut. "Operatornya PT KA, kalau sekarang masinisnya ngantuk kok secara logika gimana?" ucap Freddy. (Kontan/Martina Prianti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

    Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

    Whats New
    Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

    Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

    Whats New
    LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

    LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

    Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

    Spend Smart
    Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

    Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

    Whats New
    Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

    Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

    Whats New
    Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

    Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

    Whats New
    Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

    Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

    Whats New
    Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

    Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

    Whats New
    Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

    Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

    Whats New
    Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

    Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

    Whats New
    Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

    Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

    Whats New
    Investasi Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya

    Investasi Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya

    Work Smart
    Harga Emas Terbaru 7 Mei 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 7 Mei 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Pengusaha Sepatu Sulit Dapat Bahan Baku Berkualitas gara-gara Banyak Aturan Impor

    Pengusaha Sepatu Sulit Dapat Bahan Baku Berkualitas gara-gara Banyak Aturan Impor

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com