Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Bisa Masuk Lima Besar

Kompas.com - 06/10/2010, 07:04 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Pada tahun 2030 Indonesia diproyeksikan masuk dalam lima besar perekonomian dunia dengan produk domestik bruto 5,1 triliun dollar Amerika Serikat.

”Dengan jumlah penduduk 285 juta jiwa pada tahun 2030, ekonomi Indonesia diharapkan akan masuk lima besar di dunia setelah China, Amerika, Uni Eropa, dan India,” kata Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tanjung dalam orasi ilmiah dalam rangka dies natalis ke-47 Institut Pertanian Bogor (IPB) di Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/10/2010).

Orasi disampaikan dalam sidang terbuka IPB yang dipimpin Rektor IPB Prof Dr Ir Herry Suhardiyanto, MSc. Pada acara itu juga diluncurkan beberapa produk unggulan inovasi IPB.

Saat ini, kata Chairul, nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia 700 miliar dollar AS atau sekitar Rp 6.300 triliun. Tahun depan diperkirakan PDB akan naik menjadi Rp 7.000 triliun atau 770 miliar dollar AS.

Bangsa Indonesia memiliki tiga kekuatan besar. Pertama, sumber daya alam yang melimpah yang dapat dimanfaatkan sebagai faktor produksi.

Kedua, Indonesia memiliki letak geografis yang menguntungkan karena terletak di jantung kawasan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia mencakup Asia Timur, Asia Selatan, dan Australia-Selandia Baru.

Ketiga, Indonesia memiliki budaya dan keindahan alam. Keanekaragaman budaya nasional ini merupakan aset wisata dan sumber devisa.

”Selama ini sumber daya alam Indonesia menjadi penunjang pertumbuhan ekonomi di samping ditunjang konsumsi masyarakat. Ekspor nasional sebagian berasal dari hasil alam,” kata Chairul.

Pada masa depan, pemanfaatan sumber daya alam harus lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat. ”Apa gunanya kita menjadi negara modern, tetapi income rakyat rendah. Buat apa negara kita maju kalau hanya dinikmati sekelompok orang,” ujar Chairul. Desain pembangunan

Rektor IPB mengatakan, IPB telah mendapatkan mandat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi pelopor dalam ketahanan pangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com