Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harus Ada Bukti Ilmiah soal Indomie

Kompas.com - 13/10/2010, 19:54 WIB

DEPOK, KOMPAS.com — Polemik mengenai produk Indomie menggugah para akademisi menyampaikan pendapatnya. Pemerintah Taiwan yang menarik Indomie dari pasaran harus membuktikan secara ilmiah bahwa produk tersebut mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan.

Sebaliknya, produsen Indomie, yakni PT Indofood Sukses Makmur, juga harus menyampaikan ke publik bahwa tidak ada kandungan bahan berbahaya. Semua penjelasan mengenai persoalan ini mesti melalui penelitian ilmiah.

"Pemerintah Taiwan harus menunjukkan penelitian ilmiah ke publik bahwa produk Indomie mengandung bahan berbahaya," tutur Guru Besar Ilmu Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (UI), Prof Wiku BB Adisasmito, PhD, Rabu (13/10/2010), seusai pengukuhannya sebagai Guru Besar di Kampus UI di Depok, Jawa Barat.

Wiku mengatakan, Pemerintah Taiwan juga harus menjelaskan metode penelitian jika memang mereka melakukan penelitian dan menemukan bahan kimia berbahaya. Hal yang sama, katanya, juga harus dilakukan oleh produsen Indomie.

Sebagai negara yang maju dalam hal riset ilmiah, Taiwan harus menjelaskan mengapa baru sekarang melarang produk tersebut beredar di pasaraan. Padahal, Indomie sudah sejak lama beredar di negara tersebut. "Saya khawatir ini hanyalah persoalan politik perdagangan saja," kata Wiku.

Di tempat yang sama, Guru Besar Ilmu Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UI, Prof Dr Yahdiana Harahap MS Apt, menilai, penarikan produk Indomie harus disertai dengan kajian ilmiah. Penelitian ini tidak singkat karena dampaknya baru diketahui setelah konsumen memakan produk itu dalam kurun waktu tertentu.

Polemik makanan yang mengandung bahan kimia benzoat bukan hal baru. Beberapa tahun silam, katanya, polemik penggunaan produk ini juga mengemuka ke publik. Untuk mengakhiri polemik ini, katanya, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mesti menyampaikan ke publik bahan tersebut termasuk bahan berbahaya atau tidak.

Benzoat yang larut dalam air panas dapat berubah menjadi benzena. Zat kimia ini, katanya, bila dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan leukimia (kanker darah) pada manusia.

Pemerintah Taiwan telah menarik peredaran Indomie dari pasaran karena diduga mengandung bahan pengawet yang dianggap berbahaya, yakni E218 atau methyl P-hydroxybenzoate.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

    Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

    Whats New
    Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

    Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

    Whats New
    Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

    Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

    Whats New
    Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

    Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

    Work Smart
    Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

    Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

    Earn Smart
    Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

    Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

    Whats New
    Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

    Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

    Earn Smart
    Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

    Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

    Earn Smart
    Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

    Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

    Whats New
    Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

    Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

    Work Smart
    Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

    Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

    Whats New
    IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

    IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

    Whats New
    Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

    Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

    Whats New
    Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

    Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

    Work Smart
    Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

    Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com