Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Keluhkan Kemacetan

Kompas.com - 15/10/2010, 19:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pengusaha dalam negeri kembali mengeluhkan adanya kemacetan yang terjadi di Jakarta. Ambar Tjahjono, Ketua Umum Asosiasi Mebel Indonesia (Asmindo), menjelaskan, kemacetan di Ibu Kota membuat pertemuan bisnis terganggu.

"Kami seharusnya akan melakukan rapat anggota Asmindo nasional, namun rapat terpaksa diundur dari jadwal semula pukul 18.00 WIB menjadi pukul 22.00 WIB," ungkap Ambar di lokasi pameran Trade Expo Indonesia (TEI) di Jakarta, Jumat (15/10/2010). Menurutnya, banyak anggotanya yang berdatangan dari luar daerah terjebak macet dari bandara menuju lokasi rapat.

"Dari bandara ke dalam kota saja membutuhkan waktu 4 jam, ini kan enggak masuk akal," ungkap Ambar menjelaskan keluh kesahnya.

Kondisi kemacetan tahun ini semakin parah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ia berharap masalah macet ini harus menjadi perhatian pemerintah, terutama saat pameran kelas internasional diselenggarakan.

"Banyak buyers akhirnya memilih tinggal di hotel daripada melihat pameran atau bertemu dengan kami," jelasnya.

Padatnya arus transportasi Ibu Kota membuat banyak buyers yang diundang memilih berdiam diri di hotel daripada mengunjungi pameran ataupun bertemu dengan pelaku bisnis di dalam negeri, baik untuk penjajakan maupun untuk mengikat kontrak. "Kondisi ini jelas merugikan dan tidak produktif bagi ekonomi Indonesia," tegas Ambar.

Memang, kehadiran buyers asing di pameran TEI 2010 itu sangat didambakan oleh Asmindo, tetapi sulitnya akses transportasi membuat buyers kesulitan menuju lokasi pameran. "Kalau belajar dari Singapura dan Malaysia, tempat pameran mereka bisa dijangkau dengan gampang, baik dengan kereta api maupun dengan bus," ungkapnya.

Salah satu pengunjung TEI 2010 juga ikut merasakan hal serupa. Untuk menuju lokasi pameran dari hotelnya yang ada di Jalan Jayakarta, yang diperkirakan hanya berjarak 3-5 km, membutuhkan waktu 4 jam. "Padahal, kalau jalan kaki itu paling 30 menit," ujar pengunjung yang tidak mau disebut namanya itu. (Kontan/Asnil Bambani Amri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com